Desa di Jabar Mulai Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro

Desa di Jabar Mulai Terapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar) sekaligus Ketua Umum Jabar Bergerak Atalia Ridwan Kamil.(foto/ist)
0 Komentar

Provinsi Jawa Barat. Dan hari ini saya ada di Desa Kasomalang Kulon untuk memastikan bahwa pelaksanaan berjalan
dengan baik,” kata Atalia.
“Saya bangga sekali ternyata sahabat-sahabat di Desa Kasomalang Kulon ini sangat rempeg sekali, karena mereka punya program Sauyunan Nata Desa Rasa Kota,” lanjutnya.
Sebelumnya, Atalia dan rombongan juga meninjau pelaksanaan PSBM di Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah,
Kabupaten Bandung Barat. Kepala Desa Tanimulya Lili Suhaeli mengatakan bahwa hingga kini sudah ada 291 warganya
yang telah melakukan uji usap (tes swab). Alat tes sendiri merupakan bantuan dari Gugus Tugas Percepatan
Penanggulangan COVID-19 Jabar dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
Menurut Lili, para warga yang dites berasal dari dua klaster. “Sasaran (tes) untuk masyarakat, yang pertama dari kluster
Pasar Antri (Cimahi) dan yang kedua dari Puskesmas Tagog Apu,” ujar Lili.
“Pengetesan yang dites kemarin 291 orang dengan tes swab. Hasilnya insyaallah besok, harapan kami semuannya negatif,” harapnya.
Lili juga menuturkan bahwa selain tes masif, pemerintah desa juga telah menyemprot disinfektan di lingkungannya untuk
memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Dia pun meminta kepada RT dan RW agar terus bekerja sama dengan
pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, hingga pemerintah desa dalam penanggulangan COVID-19.
“Dengan adanya kendaraan Maskara dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, kami juga melaksanakan penyemprotan, sekarang alhamdulillah sudah sampai tahap ketiga penyemprotan,” tutur Lili.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jabar Dedi Supendi menjelaskan, dalam masa PSBM selama 14 hari
dilakukan fokus penanganan oleh berbagai divisi yang ada di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar. Ada 54 desa/kelurahan di seluruh Jabar yang menjadi prioritas penanganan COVID-19.
“Selama 14 hari ini setelah kita swab, lalu Divisi Sterilisasi juga masuk mensterilkan lokasi setiap hari. Setelah itu Divisi
Fasyankes juga melakukan isolasi. Kemudian Divisi Fasyankes juga melakukan pemberian vitamin, pengukuran suhu tubuh kepada yang rentan, seperti ODP dan sekelilingnya,” jelas Dedi.
“Nah, nanti di hari ke-15 dites swab kembali. Tahapannya sama 14 hari tapi berlaku lokal,” lanjutnya.

0 Komentar