Jelang Ramadan, Petani Kolang Kaling di Pagelaran Cianjur Mulai Kebanjiran Order

Jelang Ramadan, Petani Kolang Kaling di Pagelaran Cianjur Mulai Kebanjiran Order
Menjelang bulan puasa, petani kolang-kaling atau caruluk mulai kebanjiran order. Petani musiman ini kini tengah berupaya memenuhi permintaan pasar.(foto/ist)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Menjelang bulan puasa, petani kolang-kaling atau caruluk mulai kebanjiran order. Petani musiman ini kini tengah berupaya memenuhi permintaan pasar.
Saat berbuka puasa, kolang-kaling diolah sebagai bahan makanan. Seperti menjadi manisan, campuran es, dan juga kolak. Tak sedikit warga yang menggemarinya, dari mulai kalangan anak-anak hingga orang tua. Adapun harga per kilogramnya cukup bervariatif karena tergantung kualitas caruluk itu sendiri.
Petani kolang-kaling asal Kampung Sukamulya, RT 01/01 Desa Gelaranyar, Kecamatan Pagelaran Ajud (39) mengaku sudah cukup lama ia sebagai petani kolang kaling di Kampungnya itu.
“Tos lami abdimah kang, jadi petani carulukmah, (saya sudah lama jadi petani kolang-kaling),” kata Ajud, Rabu (22/4/2020).
Ajud mengatakan, tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya hasil panen yang ia dapat. “Kalau tahun-tahun sebelumnya, hasil panen sangat banyak. Tapi segini juga sudah alhamdulillah,” katanya.
Baca: Jelang Ramadan, Kang Lepi Bagikan Paket Mie Instan dan Telur
Dijelaskan Ajud, jika dirinya tak menjual secara langsung dari pohonnya. Akan tetapi ia lebih memilih untuk diproses terlebih dahulu, sehingga memudahkan si pembeli atau langsung diolah baik itu jadi campuran es dan lainnya.
“Biasanya, yang datang ke sini itu tengkulak yang memborongnya, saya juga tidak menjualnya per kilogram, tapi hitungannya per kaleng blek kurang lebih 17 kilogram. Adapun harganya Rp 115 ribu per bleknya,” ucapnya.
Menurutnya, saat ini memang harganya pun cukup lumayan yakni Rp115 ribu per bleknya, sedangkan tahun-tahun sebelunnya kisaran Rp70 ribu per bleknya.
“Proses pengolahan dari pohon hingga terkelupas dan bisa dimakan itu lumayan lama, mulai dari pengupasan, perebusan, hingga dilakukan perendaman kurang lebih satu minggu lamanya,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Gelaranyar, Kecamatan Pagelaran Jenal mengatakan, hampir rata-rata warga sebagai petani salah satunya petani penghasil kolang-kaling. Selain itu juga ada yang menjadi pengrajin gula aren.
“Alhamdulillah, paling tidak, menjelang bulan puasa ini hasil bumi di Desa Gelaranyar lumayan banyak, salah satunya, pengrajin gula aren dan semut,” tandasnya.(yis/sri)

0 Komentar