Cianjureskpres.net – Sebelum memasuki Ramadhan, biasanya sebagian orang terutama umat Islam melangsungkan
pernikahan bagi mereka yang sudah siap. Ini menjadi kesempatan emas bagi para vendor dan pengisi acara pernikahan (Wedding).
Namun, semenjak pemerintah menerapkan kebijakan social distancing atau menjaga jarak di kerumunan orang
untuk mencegah penyebaran Covid-19, tidak sedikit calon pengantin yang membatalkan acara pernikahan yang
umumnya mengundang banyak orang.
Kondisi ini berdampak juga kepada sejumlah orang yang berprofesi sebagai Master of Ceremony atau yang biasa disingkat MC pada setiap acara pernikahan.
Seperti Riza Azhari (23), dirinya untuk sementara terpaksa tidak menerima tawaran menjadi MC di acara pernikahan. Padahal, beberapa waktu sebelumnya ia mendapati banyak tawaran untuk memandu beberapa acara pernikahan di wilayah Kabupaten Cianjur.
“Banyak yang cancel, bukan lagi ditunda, tapi dibatalkan. Karena kita dapat uang dari jasa wedding ini,” katanya saat dihubungi cianjurekspres.net, Selasa (31/3/2020).
Kini Riza mengaku hanya mengandalkan penghasilan dari piket harian di sekolah yang tidak seberapa dibanding dengan penghasilan setiap kali menjadi MC sebesar Rp1,5 juta.
Dirinya bercerita, rekan satu profesi dengannya sempat memandu acara pernikahan yang akhirnya dibubarkan oleh petugas keamanan. Saat itu memang tengah ramai dihimbau untuk social distancing, maka petugas yang mengetahui pun bersikeras membubarkan acara yang mengumpulkan massa.
“Teman saya juga pernah ngisi acara wedding waktu ramai-ramainya awal imbauan social distancing, sempat langsung dibubarkan, walau pun kalau saya belum pernah mengalami itu,” tutur Mahasiswa Semester VIII Universitas Putra Indonesia (UNPI) Cianjur tersebut.
Ia pun sempat menyetujui untuk memandu acara pernikahan baru-baru ini di Cianjur, namun terbesit di benaknya rasa tidak tenang dan tidak aman ketika wabah Covid-19 ini kian meningkat kasusnya di Indonesia.
“Ya walau pun acaranya gak diketahui petugas keamanan misalnya, tetap kita jadinya gak tenang. Bukan cuma takut dibubarkan, tapi wabah Covid-19 ini kan sudah makin banyak kasusnya. Siapa saja bisa tertular dan kita gak tahu, jadi lebih baik berhenti sementara dulu, patuhi aturan dulu,” jelasnya.