BANDUNG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jabar, memaparkan, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di 2019 menurun dari 5,66 persen di 2018 menjadi 5,07 persen di 2019 (year on year).
Meski begitu, menurut Gubernur Jawa Barat , Ridwan Kamil menilai angka tersebut masih lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi nasional yakni 5,02 persen di 2019.
Sehingga, Emil (sapaan akrabnya), meminta dalam sepekan harus ada aksi mengantisipasi ekonomi turun dengan aksi konkret.
“Jadi Jabar sedang dihitung, antisipasi, secara umum (ekonomi) menurun, ditambah (diperparah) COVID-19, dampaknya seperti apa. Setelah dipaparkan, kami bergerak cepat,” ucapnya di Rapat Pimpinan (Rapim) di Kantor Bapenda Provinsi Jabar, Kota Bandung, Senin (17/2/2020) malam.
Selain itu, meski LPE Jabar turun di 2019 (yoy), Emil menegaskan, bahwa tiga indeks di Jawa Barat menorehkan catatan positif, yakni angka kemiskinan turun dari 7,25 persen di 2018 menjadi 6,82 persen pada 2019, daya beli naik dari 10,79 persen (2018) menjadi 11,15 persen (2019), serta gap gini ratio yang turun.
“Ratio turun dari 0,4 sekian menjadi 0,39. Jadi poinnya, walaupun pertumbuhan terdampak global ini turun, tetapi fundamental-fundamental ekonomi performa Jabar bagus,” tuturnya.
Untuk itu, Emil berujar salah satu antisipasi yang dilakukan untuk menjaga LPE Jabar adalah mengalihkan impor beberapa komoditas ke wilayah lain di Tanah Air.
Sementara, menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jabar, pada 2019 terjadi pertumbuhan positif sektor perdagangan dari 0,65 (2018) menjadi 1,15. Bappeda menilai, sektor perdagangan bisa menjadi peluang sumber pertumbuhan ekonomi baru di provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia ini.(nik)