Saldo KPM Diduga Disunat

Saldo KPM Diduga Disunat
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, berikan bantuan sosial kepada 1.240 keluarga penerima manfaat (KPM) berupa Kartu Kombo atau Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Sabtu (1/6). (foto/ist)
0 Komentar

CIANJUR – Saldo pada Kartu Kombo milik Keluarga Penerima Manfaat (KMP) dalam program sembako di Kabupaten Cianjur diduga kuat disunat. Pasalnya, para penerima manfaat tidak pernah diberikan struk rincian harga bahan pangan yang sudah mereka beli.
Harga bahan pangan pun diduga tidak sesuai dengan harga di pasaran. Apalagi banyak mencuat dan laporan bahwa kualitas bahan pangan yang diterima sebagian KPM terbilang berkualitas buruk, bahkan tidak layak dikonsumsi.
Seperti halnya beras. Rata-rata PKM mendapatkan beras kualitas sebanyak 9 kilogram dan ada pula yang menerima 8 kilogram. Parahnya, kualitas beras juga tidak semua berkualitas baik. Selain itu, banyak pula warga yang menerima telur yang kualitasnya buruk dan tidak layak konsumsi. Begitu juga dengan kualitas abon dan kacang hijau, tidak semuanya berkualitas baik.
Oleh karenanya, Presidium LSM Aliansi Masyarakat Penegak untuk Hukum (Ampuh) Kabupaten Cianjur, Yana Nurjaman, meminta sejumlah pihak terutama aparat penegak hukum (APH) membongkar adanya dugaan indikasi korupsi pada program Sembako ini. Kuat dugaan, saldo para KPM dari kartu kombo atau KKS disunat lantaran tidak pernah tersisa sedikit pun saldo KPM ini.
“Pada struk belanja juga tidak ada rincian harga bahan pangan. KPM hanya datang ke e-Warong, lalu diberikan paketan bahan pangan. Mereka pun tidak bisa memilih barang pangan yang sesuai dengan pedoman umum,” ungkapnya kepada Cianjur Ekspres, Rabu (12/2/2020).
Yana menjelaskan, pada struk atau slip kwitansi tertera Rp150.000. Sedangkan hitungan kasar pada bahan pangan rata-rata tidak sampai Rp150.000. Contohnya, harga beras kualitas premium di tingkat pasar rata-rata Rp11.000 per kilogram, dan KPM mendapatkan beras dari e-Warong sebanyak 9 kilogram, totalnya Rp99.000. Telur sebanyak 6 butir dengan harga Rp12.000 (tingkat eceran), sedangkan harga di pasar tradisional Rp25.000 per kilogram.
Lalu harga kacang hijau di tingkat pasar Rp21.000 per kilogram (kualitas baik), tapi KPM hanya mendapatkan sekitar 1/4 kilogram yang sudah di-pack, perkiraan harga Rp5.500, dan abon Rp17.000 di tingkat eceran toko modern dan pasar. Jadi, perkiraan total belanja KPM pada e-Warong senilai Rp133.500.

0 Komentar