CIANJUR – Kartini (35) warga Kampung Nempel, Desa Gelarwangi, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur tidak menyangka jika rumahnya di pilih Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman untuk menginap, Minggu (12/1/2020).
Kunjungan Herman ke wilayah Cianjur Selatan untuk memantau sekaligus sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-tunai (BPNT) tahun 2020. Kebetulan, Kartini merupakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dua program tersebut.
“Alhamdulillah, kami tidak menyangka Pak Haji Herman mau berkunjung dan menginap. Biasanya hanya melihat lewat kalender, koran, atau televisi saja sekarang bisa satu atap,” kata Kartini yang sehari-hari kegiatannya mengurus kebun.
Kartini mengaku merasakan betul manfaat dari program PKH dan BPNT. Bantuan yang ia terima saat ini, mayoritas digunakan untuk mendukung pendidikan anaknya.
“Kami merasa sangat terbantu, terutama untuk anak sekolah. Saya berharap anak saya bisa terus melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi,” kata Kartini.
“Dengan silaturahmi ini, Pemkab Cianjur bisa mendengar dan merasakan langsung kebutuhan masyarakat. Sekaligus mengevaluasi efektifitas program peningkatan ekonomi yang ada,” kata Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/1/2020).
Tercatat, ada 442 KPM yang ada di Desa Gelarwangi, Cidaun, yang merupakan salah satu desa terluar di Cianjur.
Selain sosialisasi program PKH dan BPNT, Plt Bupati memanfaatkan kunjungannya untuk memantau efektivitas kebijakan rotasi kepala sekolah yang telah dilakukan.
“Kepala sekolah di sini salah satu yang sudah dirotasi supaya lebih dekat jaraknya. Dengan harapan, kegiatan belajar mengajar bisa lebih efektif dan lebih efisien buat para pengajar,” kata Herman saat berkunjung ke SDN Sekarwangi, Senin (13/1/2020).
Sementara itu Kepala SDN Sekarwangi Deden Karyono mengaku merasakan dampak positif dari rotasi yang telah dilakukan. Sebelumnya, Deden yang merupakan warga Desa Mekarjaya, bertugas di sekolah yang ada di Cidaun dan harus menempuh jarak sekitar 40 KM dari ke diamannya.
“Dulu butuh waktu dua jam untuk sampai ke sekolah. Sekarang, tidak sampai 30 menit saja sudah sampai. Pengawasan kegiatan belajar mengajar jadi lebih efektif dan efisien secara ekonomi juga,” katanya.