CIANJUR – Intensitas curah hujan yang semakin tinggi harus di waspadai masyarakat. Selain rawan bencana, resiko munculnya berbagai penyakit juga harus diperhatikan serius.
Namun, apa saja potensi penyakit yang mewabah pada musim hujan? Dapatkah kita mencegahnya?. Menurut Dr. Suarsyaf Adranur, ada beberapa potensi penyakit selama musim penghujan dan peralihan, diantaranya:
1. Hepatitis A
Lingkungan yang kotor pada musim hujan menjadi pemicu munculnya hepatitis A.
Dijelaskan Dr. Suarsyaf, penyakit ini disebabkan oleh virus melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi.
“Penularan hepatitis A melalui mulut memiliki masa inkubasi 15 hingga 50 hari lamanya,” kata dokter yang praktek di sebuah klinik di Cianjur tersebut, Sabtu (4/1/2020).
Untuk mencegahnya, Dr. Suarsyaf mengingatkan untuk tetap menjaga kehigienisan makanan, jika sedang makan di warung, atau tempat makan lainnya maka harus diperiksa kebersihannya.
2. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang menyerang manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri dari binatang seperti tikus.
“Nah, ketika banjir itu sangat mudah terinfeksi oleh bakteri jenis genus ini, apalagi ketika ada luka yang langsung bersentuhan dengan air banjir,” ucapnya.
Gejalanya yang ditimbulkan layaknya demam biasa, nyeri otot, sakit kepala, dan urin berwarna gelap. Dr. Suarsyaf menyarakan agar segera memeriksakan ke dokter apabila terjadi gejala di atas, karena Leptospirosis gejalanya selalu dianggap remeh oleh masyarakat.
“Biasanya mereka itu menganggap kalau demam ya biasa saja, sehingga enggan memeriksa ke dokter, padahal bisa jadi terkena Leptospirosis dan bisa lebih membahayakan jika tidak diobati,” tuturnya.
Pencegahan untuk penyakit satu ini adalah dengan menghindari berenang atau mengarungi air banjir atau air yang berpotensi terkontaminasi. Selain itu, kuras bak air yang berpotensi terkontaminasi bila memungkinkan.
“Juga kontrol tikus dalam rumah menggunakan perangkap atau racun,” tambahnya.
3.Demam Berdarah
Sebagaimana diketahui, hujan tentu menimbulkan banyak genangan air. Jika sudah begitu, nyamuk akan tubuh dan mudah menginfeksi dengan menggigit manusia.
Seperti diketahui sebelumnya, kasus DBD di Cianjur tercatat menurun pada 2017, namun memasuki 2019 kasusnya melonjak tajam dari 2018.
Demam berdarah adalah penyakit tropis yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terdampak virus dengue.