PHRI Cianjur: Kenaikan Okupansi Hotel Tak Signifikan

0 Komentar

CIANJUR – Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur, Nano Indrapraja mengungkapkan tingkat hunian kamar (okupansi) saat libur natal dan tahun baru 2020 (Nataru) mengalami peningkatan sekitar 5-10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Nano menyimpulkan, angka peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan, sebab hanya berkisar antara 5-10 persen saja. Pasalnya secara akumulatif, tingkat hunian dan pemesanan hotel sepanjang libur Natal dan Tahun Baru 2020 baru mencapai 60-80 persen.
“Untuk Kabupaten Cianjur ada di kisaran rata-rata okupansi 60-80 Persen. Ada beberapa hotel juga yang sudah full, namun ada juga yang di kisaran 50%,” katanya kepada cianjurekspres.net, Rabu (1/1/2020).
Menurutnya, penurunan tingkat hunian di beberapa hotel yang lain dikarenakan berbagai faktor. Salah satunya kemacetan yang kerap terjadi di sepanjang jalur Puncak hingga Cipanas atau sebaliknya menuju Bogor.
“Padatnya jalur Puncak setiap akhir pekan dan libur panjang, mungkin para tamu sudah bosan menghadapi kemacetan Puncak setiap tahunnya,” ucap Nano.
Selain itu, persaingan antara hotel dengan penginapan yang begitu kuat juga menjadi penyebab pendukung atas tingkat penurunan hunian sebagian hotel yang ada di Kabupaten Cianjur.
“Ya mungkin juga hal itu dikarenakan persaingan yang begitu kuat,”tambahnya.
Namun pihaknya sejak beberapa tahun terakhir telah mengarahkan anggota PHRI Cianjur berupaya menarik minat wisatawan untuk datang dan bermalam di kawasan tersebut.
Hal tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan promosi, perbaikan saranan dan fasilitas hotel, koordinasi dengan dinas-dinas terkait serta mengadakan kegiatan berskala nasional.
“Saya kira masalah kemacetan tetap menjadi faktor utama kurangnya minat wisatawan untuk berlibur dan bermalam di sejumlah hotel yang ada, karena waktu tempuh untuk sampai menjadi lama dan ketika pulang kerap terjebak antrian panjang hingga berjam-jam,” papar Nano.
Pihaknya mengapresiasi upaya pihak kepolisian dalam menangani kemacetan dengan penutupan arus puncak pada Selasa malam (31/12/2019).
“Selalu menjadi solusi terbaik untuk penutupan arus tersebut, karena bisa menekan angk kemacetan. Ya saya berharap ke depannya, wisatawan akan terus meningkat dari tahun 2019,” ujarnya.
Nano juga mengharapkan Jalur Puncak II segera dibangun dan menjadi solusi merosotnya angka kunjungan dan hunian di kawasan Puncak-Cianjur. Selain itu, Pemerintah Daerah dan Badan Promosi Daerah Cianjur (BPD) Cianjur hingga pemerintah pusat dapat membantu meningkatkan promosi destinasi wisata di Cianjur.

0 Komentar