Tiga orang yang dicurigai dalam kasus ini adalah seorang tak dikenal yang mendatangi rumah Novel pada 5 April 2017 dan dua orang tak dikenal yang berada di dekat tempat wudhu Masjid Al Ihsan menjelang subuh pada 10 April 2017.
Karena hasil kerjanya tidak menemui hasil signifikan, TPF pun merekomendasikan agar Polri membentuk Tim Teknis untuk mendalami keberadaan tiga orang tak dikenal tersebut.
Selanjutnya Tim Teknis dibentuk dan mulai bekerja 1 Agustus 2019. Tim ini beranggotakan puluhan anggota terbaik Polri dengan dipimpin oleh Kabareskrim saat itu, Jenderal Pol Idham Azis. Presiden Joko Widodo memberi batas waktu tim ini selama tiga bulan hingga akhir Oktober 2019.
Namun setelah Oktober berlalu, identitas pelaku teror masih gelap.
Polri sendiri mengklaim bahwa pihaknya sangat transparan dalam melakukan investigasi kasus ini. “Kami transparan kepada KPK. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Kami kerja keras. Mudah-mudahan kami bisa mengungkap pelakunya,” kata Karopenmas Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono.
Ada sebanyak 73 saksi telah dimintai keterangan dalam kasus ini. Selain itu, 114 toko kimia hingga 28 CCTV diperiksa di Laboratorium Forensik. Olah TKP telah dilakukan hingga tujuh kali.
Barang bukti berupa CCTV juga telah dikirim ke Polisi Australia (AFP) untuk meminta bantuan Australia menganalisis gambar CCTV yang beresolusi rendah. Polisi pun telah membuat sketsa wajah terduga pelaku dan menyebarkannya ke publik.
Pada awal Desember, Presiden Jokowi memanggil Kapolri Jenderal Idham Azis untuk mengetahui perkembangan kinerja Tim Teknis. Idham menyampaikan bahwa ada temuan baru dan kinerja tim dalam tahap kesimpulan. Presiden kemudian memberi kelonggaran masa kerja Tim Teknis hingga Desember 2019.
Kabareskrim Polri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo terus memantau perkembangan investigasi Tim Teknis dengan melakukan koordinasi secara intensif.
“Hampir setiap hari saya kumpulkan Tim Teknis untuk melihat kemajuannya (investigasi) sudah sampai mana,” kata Komjen Sigit.
Peristiwa nahas yang menimpa Novel itu terjadi pada 11 April 2017 sepulang Novel menunaikan ibadah shalat subuh, tepatnya terjadi di Jalan Deposito Blok T Nomor 10, RT 03 RW 10, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Saat itu, Novel diserang dua pengendara motor yang menyiramkan cairan asam sulfat kadar rendah ke wajah Novel sehingga mengakibatkan kedua mata Novel, rusak.