CIANJUR – Isu menurunnya okupansi Hotel di Kabupaten Cianjur, diakui Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur, Nano Indrapraja hanya terjadi disebagian tempat. Sementara hotel lainnya mengalami peningkatan 10-15%, selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Nano menjelaskan, okupansi di tahun ini mengalami peningkatan sebesar 10-15 persen dibandingkan 2018. Bahkan 1.200 kamar dari 29 hotel yang tergabung dalam PHRI, kebanyakan sudah dipesan.
“Beberapa hotel yang full book di 29 Desember 2019. Selebihnya baru 80-90% dipesan. Tapi kemungkinan menjelang malam pergantian tahun seluruh hotel akan full book atau tingkat hunian mencapai 100 persen,” ucap Nano, Rabu (25/12/2019).
Menurutnya, wisatawan asal Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya baru akan datang ke Cianjur setelah tanggal 25 atau usai malam perayaan natal. Mereka akan menginap selama beberapa hari baik sebelum hingga setelah tahun baru.
Tidak hanya hotel berbintang, namun kini hotel kelas melati sekalipun berpotensi banyak dipesan oleh wisatawan.
“Hotel yang dipesan tergantung dari kemampuan wisatawan, tapi yang biasanya di hotel berbintang pun kemungkinan nanti memilih hotel lain dengan kelas di bawahnya,” jelasnya.
Adanya pengaturan lalulintas yang mulai membuat arus menuju Cianjur bisa lebih lancar membuat tingkat hunian hotel di Cianjur membaik di tahun ini.
BACA: Homestay Berbasis VHO Libas Hotel
Apalagi, jika Jalur Puncak II yang menghubungkan Bogor dan Cianjur segera dibangun, hotel di Cianjur akan kembali hidup.
“Yang akan menghidupkan lagi pariwisata dan hotel di Cianjur ialah keberadaan jalur alternatif Puncak II. Kalau sekarang sudah ada beberapa hotel yang istilahnya hidup segan mati tak mau, tapi ada juga yang memang sudah tutup. Kami berharap segera dibangun jalur alternatif tersebut, sehingga hotel, restoran serta wisata naik lagi, pertumbuhan ekonomi Cianjur juga ikut meningkat,” bebernya.
General Manager Zuri Resort Hotel Cipanas, Vallien Ishak, mengatakan, momen libur Nataru tahun ini terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang menginap. Bahkan sejak awal libur panjang, 80 persen kamar yang tersedia sudah terisi.
“Lebih baik tahun ini, ada peningkatan. Okupansi sekitar 80 persen,” kata dia.