Kemudian, lanjut dia, PLN dituntut menjalin kemitraan yang sehat, adil, dan ekosistem yang kondusif. “Sudah tentu kita akan memberikan pelayanan dan berkomunikasi dengan stakeholder dengan baik. Kita harap reputasi PLN ke depan lebih baik. Kita harus adopsi teknologi inovasi dan pelayanan dengan baik,” katanya.
Dasar Penunjukan
Banyak nama sebelumnya bermunculan pada bursa Dirut PLN dan di luar prediksi Zulkifli menjadi pilihan utama. Kementerian BUMN menyampaikan bahwa salah satu dasar penunjukan Zulkifli sebagai Dirut PLN yakni memiliki keahlian dalam bidang keuangan.
“Zulkifli ini ahli manajemen keuangan. Kebutuhan PLN saat ini adalah lebih memperkuat distribusi. Artinya, arus kas harus kuat,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
PLN diharapkan tidak lagi menjalankan bisnis hulu atau pembangkit listrik, tetapi lebih memperkuat sisi hilir atau distribusi listrik sehingga dapat lebih menjangkau hingga pelosok pedesaan.
Sementara itu, berbagai tantangan telah menanti Zulkifli dalam memimpin PLN ke depan. Pertama, penyelesaian proyek 35.000 MW yang sudah dicanangkan sejak lama, harus dikebut Zulkifli sebagai tolak ukur keberhasilan menjadi orang nomor satu PLN.
Selain itu, kondisi keuangan PLN harus tetap sehat, mengingat banyak investasi PLN dibiayai dengan utang dalam bentuk mata uang asing, namun penjualan listriknya menggunakan rupiah.
Pada persoalan EBT, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menilai target EBT yang dicanangkan terlalu tinggi, disertai teknologi yang dimiliki PLN belum memadai.
Pembebasan lahan juga menjadi hal utama yang penghambat pengembangan EBT di Indonesia. Hal-hal tersebut harus segera dipetakan Dirut PLN Zulkifli Zaini untuk dirampungkan secara bersamaan.
Dari hasil RUPSLB PLN, susunan dewan komisaris yakni Amien Sunaryadi sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen, Suahasil Nazara (Wakil Komisaris Utama), serta Ilya Avianti, Rida Mulyana, dan Budiman sebagai Komisaris. Sementara, Deden Juhara sebagai Komisaris Independen.
Sedangkan, susunan Dewan Direksi PLN yakni Zulkifli Zaini sebagai Direktur Utama, Darmawan Prasodjo (Wakil Direktur Utama), Sinthya Roesly (Direktur Keuangan), Sripeni Inten Cahyani (Direktur Pengadaan Strategis 1), dan Djoko Raharjo Abumanan (Direktur Pengadaan Strategis 2).