JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menyebut Royke Tumilaar sebagai Direktur Utama Bank Mandiri menggantikan Kartika Wirjoatmodjo yang ditunjuk sebagai Wakil Menteri BUMN.
“Pak Royke kan, sudah,” kata Erick Thohir di SMK 57 Jakarta, Senin (9/12/2019).
Pada hari ini, Senin, 9 Desember 2019 Bank Mandiri akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda pergantian struktur di bank dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 332,50 triliun tersebut.
Royke adalah “orang lama” di Bank Mandiri dan bergabung di Mandiri sejak 1999 melalui Bank Dagang Negara (BDN), yang salah satu dari empat bank yang dimerger menjadi Bank Mandiri. Jabatan terakhirnya adalah Senior Professional di Tim Penyelesaian Kredit di Jakarta.
Pada 2007, Royke menjadi Group Head Regional Commercial Sales I sampai dengan Mei 2010, dan pada Agustus 2009 ia merangkap sebagai Komisaris Mandiri Sekuritas. Pada Mei 2010, Royke menjadi Group Head of Commercial Sales Jakarta sampai dengan Mei 2011.
Selanjutnya pada Mei 2011, Royke diangkat menjadi Managing Director Treasury, Financial Institutions & Special Asset Management Bank Mandiri. Ia pun tidak memegang jabatan direktur di perusahaan publik lain saat ini.
Royke lahir pada 1964 dan meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Manajemen dari Universitas Trisakti pada 1987, dan gelar Master of Business Finance dari University of Technology Sydney pada 1999.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri sebagai Wakil Komisaris Utama (Wakomut) Bank Mandiri.
“Alhamdulillah pak Chatib Basri yang bekas menteri keuangan bisa membantu Bank Mandiri, supaya bisa juga bersaing di Asia Tenggara, tapi juga terus berkembang di Indonesia,” kata Erick.
Chatib Basir kelahiran 22 Agustus 1965 merupakan seorang akademisi yang aktif di dalam dan luar negeri. Saat ini ia juga menjadi anggota Dewan Penasehat World Bank untuk Gender dan Pembangunan.
Karier Chatib juga tercatat sukses ketika menjabat sebagai Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2012-2013. Selain itu, ia pernah memimpin Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) pada tahun 2004-2009. LPEM mencatat keahlian utama Chatib ada di bidang makroekonomi, perdagangan internasional, dan ekonomi politik.(ant/hyt)