JAKARTA – Ada berbagai mitos melahirkan caesar yang mungkin sering didengar, mulai dari anggapan bahwa wanita yang menjalaninya belum menjadi ibu sepenuhnya, hingga bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar rentan terkena penyakit. Sebelum menelan mitos itu bulat-bulat, yuk, cek dulu faktanya.
Sebelum berpikir macam-macam tentang melahirkan caesar, mari ketahui mitos dan fakta berikut ini.
- Operasi Caesar Menunda Proses Menyusui dan “Bonding Time” dengan Bayi
Anggapan ini tentunya kurang tepat, karena saat melahirkan dengan operasi caesar, ada pilihan metode pembiusan yang akan dilakukan. Jika dilakukan bius total, mungkin pemberian ASI baru bisa dilakukan saat sang ibu sadar penuh. Namun, bukan berarti jadi batal menyusui, kan?
Melahirkan secara caesar seharusnya juga tidak menghambat produksi ASI. Namun jika ASI masih sulit keluar, Bunda bisa menggunakan pompa payudara.
- Gagal Menjadi Ibu Karena Tidak Merasakan Sakitnya Melahirkan
Mitos melahirkan caesar yang satu ini tentu tidak benar, karena ibu melahirkan normal maupun caesar sama-sama merasakan sakit. Bedanya, sakit melahirkan normal terjadi saat proses persalinan, sedangkan sakit melahirkan caesar dirasakan setelah proses persalinan atau setelah efek bius hilang. Bahkan, ibu yang melahirkan dengan operasi caesar bisa mengalami rasa nyeri yang lebih lama, lho.
Melahirkan normal dan caesar pun tetap mengalami nifas, dan memiliki risiko mengalami baby blues syndrome, depresi pascamelahirkan, dan infeksi.
Baca Juga:Perkuat Dukungan, Kang Lepi Konsolidasi KaderDavid Moyes Kembali Melatih Everton?
- Sekali Melahirkan Caesar, Selamanya Akan Caesar
Mitos ini pun tidak tepat. Jika tidak ada masalah kesehatan, baik pada ibu maupun pada janin, masih bisa melahirkan normal setelah operasi caesar, kok. Namun, memang ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, seperti jarak kehamilan, alasan dilakukan operasi caesar sebelumnya, kondisi janin dan ibu, serta riwayat kesehatan ibu.
- Bayi yang Lahir Secara Caesar Rentan Sakit
Keyakinan ini tak sepenuhnya salah. Bayi yang lahir secara caesar memang lebih berisiko mengalami gangguan pernapasan, terlebih jika proses persalinannya dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu. Hal ini karena proses pematangan paru dan proses persalinan normal bisa membantu bayi mengeluarkan cairan dari paru-parunya.