Status Siaga Bencana Kekeringan Cianjur Berakhir

Status Siaga Bencana Kekeringan Cianjur Berakhir
ilustrasi kekeringan.
0 Komentar

CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur menyebutkan status siaga bencana kekeringan sudah berakhir pada 31 Oktober 2019. Namun untuk penetapan siaga bencana longsor dan banjir, BPBD masih menunggu surat resmi dari BMKG.
Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Dodi Permadi, mengatakan, status siaga kekeringan pada musim kemarau mulai ditetapkan pada Agustus-Oktober 2019, mengingat dampak kemarau melanda belasan kecamatan dengan seratusan desa yang mengalami kekeringan.
“Sudah berakhir kemarin, jadi tidak lagi berstatus siaga kekeringan. Meskipun saat ini masih kemarau,” kata dia kepada wartawan saat ditemui di Pendopo Cianjur, Jumat (1/11/2019).
Menurutnya, meski status siaga kekeringan berakhir, pihaknya belum mengeluarkan dan menetapkan status siaga untuk bencana longsor dan banjir. Walaupun beberapa waktu terakhir sudah terjadi bencana longsor dan banjir akibat hujan deras.
Dia mengatakan, BPBD masih menunggu surat resmi dari BMKG terkait masuknya musim hujan dan potensi kerawanan bencana di musim tersebut.
“Sebelum ada ketetapan kapan musim hujan dan belum ada surat resmi, status siaga belum akan ditetapkan,” kata dia.
Dodi menambahkan, beberapa wilayah di Cianjur memang mulai mengalami hujan, tetapi sebagian besar masih kekeringan bahkan warganya meminta bantuan air bersih. Kemungkinan, lanjut dia, musim kemarau masih berlangsung hingga akhir tahun.
“Yang sudah hujan itu wilayah perkotaan dan Cianjur utara. Sedangakan di wilayah Timur seperti Ciranjang, Sukaluyu, Haur wangi masih kemarau. Begitu juga untuk Cianjur selatan, masih banyak yang meminta bantuan distribusi air bersih,” kata dia.
Kendati demikian, pihaknya akan terus bersiaga dan menempatkan relawan di setiap wilayah, untuk melakukan deteksi dini bencana. Sehingga jikapun terjadi bencana akibat hujan deras, dampaknya tidak terlalu parah apalagi mengakibatkan korban jiwa.
“Kalau yang masih kekeringan kami pantau kondisi airnya, sementara yang sudah turun hujan dicek kondisi tebing dan titik rawan pergerakan tanah atau longsor, begitu juga untuk daerah rawan banjir,” kata dia.(bay/hyt)

0 Komentar