Jadi Orang Terakhir Dipanggil Jokowi, Ini Kata Luhut

Luhut Ungkap Rencana Naikkan Pajak Motor Non-Listrik
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves),Luhut Binsar Pandjaitan.(foto/internet)
0 Komentar

Kementerian-kementerian di bawah koordinasi Kemenko Maritim merupakan kementerian strategis yang banyak mengundang investasi. Wajar jika kemudian Luhut kerap mengurus hal-hal yang kemungkinan membuat publik mengernyitkan dahi karena sektor maritim yang dianggap hanya identik dengan laut.
Namun, perubahan nomenklatur Kemenko Maritim bukan sekali ini terjadi. Di era Rizal Ramli, saat menjabat pada 2015-2016, kementerian itu berubah menjadi Kemenko Maritim dan Sumber Daya.
Kembali ke Luhut, di kabinet baru nanti ia diberi arahan untuk menyelesaikan masalah investasi di sejumlah bidang, umumnya di bidang-bidang di bawah koordinasi kementeriannya seperti industri petrokimia, program B20 dan B30 hingga perbaikan pengelolaan sumber daya mineral.
Presiden Jokowi, kata Luhut, memintanya agar masalah “refinery” dan petrokimia harus selesai dalam beberapa tahun ke depan.
“Diminta saya langsung juga untuk membantu penanganan itu. Dan koordinasikan semua di jabatan yang diberikan Menko Maritim ditambah investasi, dan beberapa lain di bawahnya,” katanya.
Menteri segala urusan
Karena luasnya cakupan sektor di bawah koordinasi kementeriannya, Luhut kerap disebut menteri “super” karena mengurus segala urusan.
Di media sosial, misalnya, ia kerap dihujat warganet karena pernyataannya yang kontroversial atau tidak sesuai dengan tupoksinya sebagai Menko Maritim.
Padahal, menurut Luhut sendiri, hal itu dilakukan sebagai upaya koordinasi dalam menyelesaikan tugas di bawah kewenangannya. Misalnya saja, urusan perhubungan di bawah koordinasinya yang harus diintegrasikan dengan kementerian lain.
“Banyak kebijakan yang harus‎ dikoordinasikan, memang kita kerja tidak terintegrasi,” kata Luhut.
Ia juga kerap dikaitkan dengan China, bahkan sering disebut agen China karena selalu menghubung-hubungkan investasi di Indonesia dengan “Negeri Tirai Bambu” itu.
“Orang bilang, Luhut ini agen China. Ada lagi yang bilang saya Dubes Kehormatan China. Yang ngomong asbun (asal bunyi) saja,” katanya.
Menurut Luhut, Indonesia memiliki empat syarat khusus untuk investasi yang masuk ke dalam negeri, sehingga tidak sembarang menarik investasi asing masuk, termasuk yang berasal dari China.
Keempat syarat itu yakni teknologi yang ramah lingkungan, melakukan transfer teknologi, mendidik tenaga kerja lokal, serta memberikan nilai tambah bagi industri.

0 Komentar