CIANJUR – Sejumlah petani di Kecamatan Cugenang tertipu oleh tindakan oknum yang mengaku Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortikultura. Oknum tersebut berhasil mengelabuhi petani dengan meminta sejumlah imbalan untuk mendapatkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan).
Dengan piawaianya oknum tersebut meminta sejumlah uang ke setiap petani yang menjadi korbannya senilai Rp 3,5 juta. Petani yang menjadi korban baru sadar tertipu setelah pelaku pergi meninggalkannya.
“Modus pelaku menawarkan bantuan traktor untuk diambil dari salah satu toko di Cianjur. Pelaku meminta sejumlah uang kepada petani, tapi setelah di cek ternyata itu hanya modus saja. Pelaku menghilang setelah menerima uang dan petani yang menjadi korban baru tersadar kalau sudah ketipu,” kata Endang Tuharini salah seorang PPL di Kecamatan Cugenang, Selasa (1/10).
Ia menyebut, petani yang menjadi korban penipuan bantuan alsintan tersebut rata-rata mereka tidak masuk dalam anggota kelompok tani atau gapoktan. “Pelaku mengaku sebagai PPL, kalau petaninya tergabung dalam gapoktan pasti kenal PPL, ini tidak kenal,” katanya.
Setiap kelompok tani kata Endang, selalu disampaikan untuk selalu waspada dan hati-hati adanya penipuan yang mengatasnamakan mendapatkan bantuan. “Kalau anggota kelompok tani pasti laporan adanya oknum seperti itu, pengakuan korban mereka baru sadar setelah tertipu, sepertinya menggunakan modus hipnotis juga,” tegasnya.
Pelaku kata Endang, mengaku sebagai PPL. Sehingga petani yang menjadi korbannya percaya atas bantuan yang ditawarkan. “Petani percaya mungkin karena pelaku mengaku sebagai PPL, kebetulan petaninya bukan anggota kelompok, sehingga tidak kenal PPLnya, kalau anggota pasti kenal. Hebatnya lagi pelaku itu tahu persis program bantuan di lingkup pertanian,” katanya.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Henny Iriani Winata mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejunmlah pihak untuk antisipasi adanya oknum yang memanfaatkan petani.
“Masalah penipuan seperti ini sudah kita koordinasi dengan sejumlah pihak, salah satunya dengan Kodim dan Polisi untuk dilakukan pengawasan termasuk oleh petugas kami dilapangan. Mudah-mudahan saja pelakunya bisa segera tertangkap,” kata Henny.