Kisah Mang Dede Penjual Agar-agar Keliling yang Andalkan Naluri dan Tongkat

Kisah Mang Dede Penjual Agar-agar Keliling yang Andalkan Naluri dan Tongkat
Muhidin (42) alias Mang Dede dengan keterbatasan penglihatan melayani pembeli agar-agar yang dijualnya.(Ayi/cianjurekspres).
0 Komentar

CIANJUR – Keterbatasan penglihatan tidak mengurangi semangat Muhidin (42), warga Kampung Babakan Kaler RT 2/16, Kelurahan Bojongherang, Kecamatan Cianjur Kota menjajakan agar-agar keliling.
Pria kelahiran 1976 yang akrab disapang Mang Dede tersebut, sudah 18 tahun ini berjualan agar nutrijel dan puding. Tujuannya cuma satu, demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dirumahnya.
Setiap harinya, Mang Dede mengaku menjual sekitar 80-150 biji agar-agar dengan cara dipikul. Penghasilan yang diraih setiap harinya rata-rata mencapai Rp80 ribu.
“Sudah 18 tahun kang saya jualan Ager Nutrijel ini, dengan keterbatasan penglihatan saya jualan mengandalkan naluri untuk menelusuri Jalan-jalan yang dilaluinya,” terang Mang Dede, kepada Cianjur Ekspres saat ditemui di Jalan Bojong herang, Senin (23/9/2019).
Mang Dede mengatakan, selama berjualan tidak pernah mangkal di Sekolah-sekolah meskipun banyak pembelinya.
“Saya tidak mau mangkal di sekolah, karena selain ribet, juga tidak tahu berapa harus mengembalikan uang dari pembelinya,” katanya.
Mang Dede sedikit menceritakan kisahnya pada saat masih kecil. Jika dirinya pernah hidup normal atau bisa melihat seperti orang pada umumnya, namun menginjak di usia ke 20 tahun tiba-tiba penglihatannya mulai buram. Tak hanya Mang Dede saja, akan tetapi orang tuanya pun mengalami hal yang sama.
“Jadi sudah berobat kemana-mana bahkan ke Cicendo sekali pun tapi hasilnya tetap sama. Dan kalau berdasarkan hasil pemeriksaan medis, jadi ada Urat saraf dimata yang putus sehingga saat ini tak lagi bisa melihat,” tutur Mang Dede sambil memperagakannya.
Sementara itu Krista Adi (18) pelajar SMK Pasundan 1 mengatakan, jika dirinya sering melihat Mang Dede jualan Ager Nutrijel tersebut. Menurutnya mang Dede sehari-harinya jualan Agernya dipikul lalu hanya dengan menggukan sebuah tongkat ia bisa berjalan menulusuri bahu Jalan.
“Terkadang kalau ada uang sisa, dan pas kebetulan ada Mang Dede saya selalu beli Agernya. Kalau boleh jujur saya salut dengan semangatnya dan keterbatasannya,” pungkasnya.(yis/hyt)

0 Komentar