Terdapat beberapa kalangan akademisi yang ikut terlibat dalam proses seleksi, diantaranya SBM ITB dan Universitas Padjajaran. Nantinya, dari 1.076 ponpes akan dipilih 108 ponpes dengan produk terbaik pada seleksi tahap II. Kemudian, akan dipilih 10 ponpes dengan kategori produk terbaik tingkat provinsi.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji menyebut sebagian besar ponpes di Jabar belum mampu mandiri secara ekonomi untuk membiayai kebutuhan operasional maupun pengembangan sarana dan prasarana pesantren.
“Pa Gubernur, Pa Wagub juga hadir untuk memotivasi agar ekonomi umat meningkat,” kata Kusmana.
Kusmana pun berharap, melalui OPOP, ponpes dapat memasarkan produknya secara regional, nasional, dan internasional. Maka itu, pihaknya akan melibatkan sekira 40 off-takers untuk berkolaborasi dalam program tersebut.
Sedangkan, perwakilan dari Ponpes Rizalihut Cendikia Bogor Asep Rahmat mengatakan, OPOP dapat mendorong kemandirian pesantren dengan efektif dan efisien. Menurut dia, produktivitas pesantren dalam kegiatan ekonomi akan meningka. Dengan begitu, operasional aktivitas belajar mengajar di Pesantren dapat dipenuhi secara mandiri.
“Pesantren kami jual oleh-oleh di Puncak Bogor, seperti makanan ringan dan lain sebagainya. Omzet saat ini mencapai sekira Rp 200juta dan kini terus meningkat,” kata Asep.
Asep mengatakan, pihaknya tengah melakukan digitalisasi untuk kegiatan ekonomi. Salah satunya dengan menjual produk melalui e-commerce dan platform lainnya. Tujuannya supaya pasar penjualan meluas.
Berikut ini 17 program Pesantren Juara (Pesantren Juara, Umat Sejahtera), yaitu:
1. OPOP,
2. Pembentukan lembaga/badan pemberdayaan pesantren,
3. Pembangunan data base dan sistem informasi manajemen pesantren,
4. Perda pendidikan agama dan pendirian keagamaan,
5. Bantuan sarana dan prasarana untuk pondok pesantren Diniyah, Takmiliyah, dan perda pendidikan agama dan pendirian keagamaan,
6. Bantuan operasional santri dan insentif kyai,
7. Beasiswa bagi santri dalam program studi S-1/S-2/S-3,
8. Pendidikan kader ulama pimpinan pesantren,
9. Pendidikan Islam moderat dan wawasan kebangsaan,
10. Pengembangan manajemen modern pesantren,
11. Standardisasi kurikulum pesantren dan penyetaraan alumni pesantren,
12. Pembinaan dan pengembangan Qira-atul Kutub,
13. Penguatan pesantren-pesantren Al Quran,
14. Penelitian dan pengumpulan manuskrip karya-karya ulama,
15. Pesantren sehat, asri, dan ramah lingkungan,