CIANJUR – Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur bakal menekankan pembinaan melalui pendidikan bela negara terhadap 500 mahasiswa baru yang diterima. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya mahasiswa yang terlibat dalam aksi anarkis, terlebih dalam kegiatan unjuk rasa.
Rektor Unsur, H Dwidja Priyatno, mengatakan, aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di depan Pendopo Cianjur di luar dari kewenangan universitas, sebab meskipun sejumlah mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa di Unsur tetapi agendanya merupakan dari keorganisasian.
“Mereka tidak mengenakan almamater kampus, tapi keorganisasian mereka. Kegaitannya pun di luar kampus dan mereka tengah libur. Tapi tetap kami akan membina mereka yang turut dalam aksi tersebut,” kata dia kepada Cianjur Ekspres usai penerimaan mahasiswa baru di aula FKIP, Selasa (3/9).
Menurutnya, untuk mencegah adanya kejadian serupa, pihak universitas akan melakukan pembinaan terhadap para mahasiswa baru melalui kegiatan bela negara yang sudah menjadi agenda dalam masa pengenalan awal universitas pada mahasiswa baru.
“Makanya selain dari pengenalan lingkungan universitas, kami adakan kegaitan edukasi bahaya narkoba, dan bela negara untuk mencegah aksi beberapa waktu lalu terulang,” kata dia.
Dia mengatakan, jumlah mahasiswa baru di universitas Suryakancana berjumlah lebih kurang 500 orang, dari yang semula lolos ujian masuk sebanyak 700 mahasiswa.
Menurut dia, rata-rata mahasiswa masuk ke jurusan ilmu pendidikan, teknik, bahasa, dan ekonomi syariah. Dia berharap para mahasiswa baru bisa menjalani pendidikan dengan baik dan menjadi lulusan terbaik yang dapat berkontribusi besar untuk Cianjur.
“Dalam pengenalan tadi pun sudah banyak hal yang disampaikan, bagaimana mereka tetap fokus belajar supaya jadi lulusan terbaik,” pungkasnya.(bay/sri)