CIANJUR – Grup Angklung Awi Orkestra SMA Muhammadiyah Cipanas sering mendapat undangan resmi untuk tampil dan mengisi acara hingga ke luar kota. Selain itu, Awi Orkestra SMA Muhammadiyah Cipanas juga selalu mendapatkan prestasi ketika ikut kejuaraan dan langganan mewakili Cianjur di tingkat Jabar
Guru Seni Budaya SMA Muhammadiyah Cipanas, Deni Heriyadi mengatakan, awalnya hanya eksis di angklung, karena angklung ini dulu pernah diambil sama negara lain.
“Karena kami di SMA Muhammadiyah ini dengan adanya angklung yang sangat sederhana karena waktu itu hanya mempunyai dua unit, dan kita sering mempopulerkan kembali ke dunia pendidikan dan masyarakat, sehingga kami sering tampil hanya dengan dua unit angklung,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Kamis (15/8).
Upaya untukmenjadikan angklung sebagai salah satu kesenian yang diminati tidaklah mudah. Perlu kerja keras dan sosialisasi yang berkelanjutan.
“Sebetulnya kendalanya banyak, karena sekolah kami bukan sekolah musik, tetapi SMA yang biasa, dan angklung itu hanya sebagai media pendidikan. Baru-baru ini anak-anak baru pulang main dari Lombok dan pernah dua kali di lombok. Angklung ini prosesnya ada lapis satu, dua dan tiga. Lapis satu melatih ke lapis dua, lapis dua melatih ke lapis tiga dan berjenjang,” ungkapnya.
Menurut Deni, pelatihan dilaksanakan setiap dua kali dalam satu minggu, yakni pada Jumat dan Sabtu. Grup Angklung Awi Orkestra SMA Muhammadiyah Cipanas juga pernah main di Jakarta teater, Sahid Jaya, senayan Jakarta.
“Harapannya tolong adanya suatu wadah khusus untuk kesenian angklung dan jangan sampai mati suri, karena setelah saya evaluasi, jangan sampai orang lebih mengenal spongbob sementara budaya kita hilang. Angklung harus tetap hidup,” pungkasnya (job3/sri).