CIANJUR – Anggota DPRD Kabupaten Cianjur, H Sapturo berpendapat bahwa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, untuk segera melakukan tindakan nyata kaitan dengan kasus korupsi dana BSM oleh Kepala SMKN Leles MAW pada beberapa waktu lalu.
Adanya kasus Kepsek SMK korupsi dana BSM, Dewan minta dinas terkait segera lakukan audit ke masing-masing SMK dan SMA. Hal tersebut agar tidak kembali terjadi kasus yang sama, atau penggelapan dana bagi siswa miskin.
“Saya harap, dinas terkait dalam hal ini Pemprov Jabar untuk segera melakukan audit secepatnya ke masing-masing SMK/SMA karena dikhawatirkan akan terjadi kasus yang serupa,” kata Anggota DPRD Kabupaten Cianjur, H Sapturo, Selasa (16/7).
Sapturo mengatakan, jika dirinya sangat prihatin masih adanya kasus di dunia pendidikan terlebi dana bantuan siswa miskin (BSM). Menurutnya, pemerintah pusat menurunkan program tersebut karena ingin tepat sasaran dan dunia pendidikan di negara ini tetap dirasakan khsususnya bagi kalangan tidak mampu.
“Sudah jelas-jelas BSM itu peruntukan bagi siswa miskin, tapi yang dilakukan MAW malah sebaliknya, miris memang,” terangnya.
Dikatakan Sapturo, selain pemerintah provinsi untuk melakukan audit. Bagi bank-bank yang biasa mencairkan dana BSM tersebut seharusnya lebih meningkatkan mutu pelayanannya, yang tadinya pencairan itu siswa harus datang ke masing-masing bank, akan tetapi saat ini harus dibalik.
Menurutnya, pola pelayanan bank untuk pencairan BSM sudah harus dirubah. Karena kalau tetap memaksakan harus datang ke bank, dikhawatirkan bagi sekolah yang jauh akan dikenakan tarif atau potongan ke para penerima manfaat.
“Yang namanya bank itu adalah perusahaan, jadi tidak ada salahnya datang ke sekolah saat akan melakukan pencairan. Dengan begitu tidak ada indikasi uang potongan yang akan dilakukan oleh sekolah tersebut, selain itu uang pun bisa langsung diterima siswa,” katanya.
Dikatakan Sapturo, kedepan khususnya untuk di Kabupaten Cianjur tidak ada lagi kasus serupa. Kalau dana BSM saja bisa diembat, lalu bagaimana dengan bantuan operasional sekolah (BOS) yang hingga saat ini terus bergulir.
“Jangan-jangan dana BOS pun tak digunakan sebagaimana mestinya, kalau memang kejadiannya seperti ini, lalu bagaimana kualitas pendidikan di Cianjur ini bisa ada peningkatan,” ujarnya.