CIANJUR – Harga cabai rawit meroket di sejumlah pasar tradisional di Cianjur sejak dua pekan terakhir yang biasa dijual Rp 25.000 perkilogram melambung menjadi Rp 60.000 per kilogram.
Nendi (22) pedang sayuran di Pasar Induk Pasirhayam, mengatakan, harga cabai rawit mengalami kenaikan sejak dua minggu yang lalu tepatnya saat memasuki musim kemarau.
“Harga jual cabai rawit meroket dari Rp 25.000,- menjadi Rp 60.000,- per kilogram, akibatnya daya beli masyarakat menurun drastis sejak dua pekan terakhir hingga saat ini,” katanya.
Dia menjelaskan, sebelum harga cabai rawit mengalami kenaikan dalam satu hari, pedagang mampu menjual 20 kilogram, namun saat ini hanya dapat menjual 10 kilogram perhari.
“Satu hari bisa menjual 10 kilogram sudah bagus dan rata-rata pelanggan yang sudah biasa mendapat pasokan dari pedagang. Mahalnya harga cabai termasuk cabai rawit karena minimnya pasokan akibat petani gagal panen,” katanya.
Dia dan ratusan pedagang sayuran di Pasar Induk Pasirhayam berharap harga cabai rawit dapat kembali normal agar tingkat daya beli kembali bergairah karena sejak harga cabai naik sebagian besar pedagang mengalami kerugian.
Sementara mahalnya harga cabai, banyak dikeluhkan ibu rumah tangga dan pemilik rumah makan di sejumlah wilayah di Cianjur, bahkan untuk menyiasati mahalnya cabai sejumlah pemilik rumah makan membeli langsung cabai ke petani.
“Sejak mahalnya cabai termasuk cabai rawit, kami memilih untuk membeli langsung ke petani di sekitar rumah karena berbelanja ke pasar harganya melambumng tinggi, sementara cabai merupakan bahan utama jualan kami,” kata Risma pemilikm rumah makan.
Dia menilai kenaikan harga wajar terjadi karena musim kemarau dan stok yang minim, namun tidak sampai melambung tinggi, sehingga dia dan ibu rumah tangga lainnya berharap harga dapat kembali stabil.(bay/sri)