Dinas Pertanian Gelontorkan 525 Unit Pompa ke Petani

Dinas Pertanian Gelontorkan 525 Unit Pompa ke Petani
0 Komentar

CIANJUR – Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura (DPPPH) Kabupaten Cianjur mendorong agar para petani yang ada didaerah yang terdampak kekeringan mengoptimalkan pompa bantuan yang selama ini telah diberikan. Pompa-pompa air itu bisa digunakan untuk menyedot air dari sungai atau sumber aiar lainnya yang tidak bisa mengalir ke saluran irigasi.
“Memang saat ini beberapa wilayah sudah terdampak kekeringan, salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan pompa yang ada untuk menyedot sumber air. Memang tidak banyak membantu, tapi paling tidak bisa bermanfaat bagi para petani untuk menyelematkan tanamannya yang terancam kekeringan,” kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Henny Iriani Winata.
Menurut Henny, sejak tahun 2014 hingga saat ini telah menyalurkan bantuan pompa sebanyak 525 unit. Bantuan tersebut tersebar dibeberapa kelompok tani yang ada diwilayah Cianjur. “Keberadaanya tersebar, dimasing-masing kelompok tani. Kondisinya masih layak untuk dimanfaatkan,” paparnya.
Pemberian bantuan alat-alat pertanian kedepannya akan melalui pemerintahan desa melalui pembentukan unit pengelola jasa alat dan mesin pertanian (alsintan). “Ini sebenarnya sudah berjalan dua tahun terakhir, kita upayakan setiap desa nantinya ada. Ini sebagai salah satu bentuk tanggungjawab agar bantuan yang diberikan itu bisa terus bermanfaat,” paparnya.
Tidak hanya ditingkat desa, untuk tingkat kecamatan nantinya juga akan dibentuk. Hanya saja untuk tingkat kecamatan khusus untuk alsintan yang berat seperti ractraktor roda empat, backho dan lainnya. “Di tingkat kecamatan namanya brigade, nanti jika sewaktu-waktu dibutuhkan bisa dimanfaatkan dengan cepat,” tegasnya.
Diakuinya, selama ini masih ada saja bantuan yang diberikan pemerintah kepada kelompok perawatan dan pemanfaatanya tidak berjalan dengan baik. “Memang ada saja yang klem pribadi, padahal untuk anggota kelompok. Dengan pola yang kita terapkan setiap desa diharapkan tidak lai terjadi. Karena desa juga memiliki rasa tanggungjawab,” tegasnya. (sri)

0 Komentar