CIANJUR – Indeks pendidikan sebagai salah satu akselerasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cianjur, masih cukup rendah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat pun bakal memperbanyak lagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di setiap pondok pesantren dan desa.
“Kalau tidak salah, indeks pendidikan Kabupaten Cianjur itu berada di urutan dua terbawah di Jawa Barat. Ini perlu penanganan serius. Kami sedang merancang memperbanyak lagi PKBM-PKBM di pondok pesantren maupun di desa-desa,” kata Plt Kepala Disdikbud Kabupaten Cianjur, Oting Zaenal Muttaqien, Kamis (27/6).
Alasan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur memperbanyak PKBM, kata Oting, didasari pertimbangan jumlah masyarakat yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP dan SMA cukup banyak. Hasil pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik, jumlah masyarakat Cianjur yang putus sekolah di kisaran 23 ribu jiwa.
“Kami meyakini, dengan semakin banyaknya PKBM di setiap pesantren dan desa, maka akan mendongrak indeks pendidikan yang dampaknya IPM Kabupaten Cianjur juga naik,” terangnya.
Langkah lain yang sedang dibenahi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yakni koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Koordinasinya lebih kepada pembaharuan data yang tercantum pada Kartu Keluarga.
“Coba lihat di KK (Kartu Keluarga), kadang masih ada anggota keluarga yang masih bersekolah, padahal misalnya ia sudah bekerja. Data ini penting karena akan dicatat BPS. Kami minta Disdukcapil segera memperbaharui data-data itu karena ini penting dalam menentukan indeks pendidikan,” tegasnya.
Hingga saat ini jumlah PKBM di Kabupaten Cianjur terdata sebanyak 50 unit. Sebanyak 12 unit PKBM di antaranya sudah terakreditasi.
“PKBM yang sudah terakreditasi akan kami berikan bantuan masing-masing sebesar Rp 100 juta. Tahun depan, target menambah PKBM di pesantren dan desa mudah-mudahan terealisasi. Nanti kami akan kumpulkan dulu semua pimpinan pondok pesantren untuk mematangkan rencana ini,” tuturnya.
Selain menambah PKBM, lanjut mantan Sekda Kabupaten Cianjur itu, Disdikbud juga berencana menggagas kerja sama dengan perguruan tinggi membuka kelas jauh. Terutama untuk menjangkau masyarakat di Cianjur selatan yang nota bene masih banyak memerlukan sarana dan prasarana pendidikan.