CIANJUR – Puluhan hektare area pesawahan di Kecamatan Cijati gagal panen atau puso akibat kekeringan sebagian besar padi yang ditanam mati mengering, sehingga aparat setempat mengajukan permohonan bantuan ke dinas terkait di Pemkab Cianjur.
Kepala Desa Bojonglarang, Kecamatan Cijati, Asep Muslim, mengatakan, dampak musim kemarau mulai dirasakan seratusan petani di wilayah tersebut karena sebagian besar padi yang mereka tanam mati karena tidak dapat diairi.
Saluran irigasi dan air sungai yang biasa masih dapat digunakan untuk mengairi sawah yang sudah ditanam sejak beberapa pekan terakhir, semakin surut dan mengering, sehingga sebagian besar tanaman padi mati.
“Tercatat sekitar 30 hektar tanaman padi mengalami puso karena mati tidak mendapatkan air sejak beberapa hari terakhir. Tidak ada upaya yang dapat dilakukan petani atau penyuluh sekalipun,” katanya.
Dia menuturkan, akibat musim kemarau petani di wilayah tersebut mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah dan berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk tetap dapat menggarap lahannya kedepan serta mendapat bantuan sarana air untuk mengairi sawah.
Saat ini, tambah dia, pihaknya telah mengajukan bantuan air untuk mengairi sawah yang masih tersisa agar dapat diselamatkan dari gagal panen ke BPBD Cianjur dan Dinas Pertanian.
“Harapan kami segera mendapat solusi untuk area pesawahan yang tanaman padinya masih bisa bertahan dari sisa pengairan sungai yang diambil menggunakan pompa,” katanya.(bay/sri)