CIANJUR – Himpunan Mahasiswa Tjianjur (HIMAT), menilai perhelatan Pemilu 2019 ini tidak maksimal dan nyaris gagal. Hal tersebut dilontarkan langsung oleh Ketua HIMAT Fadhil pada sebuah kesempatan, Minggu (12/5).
“Berkaitan dengan momentum pemilu, tidak bisa dipungkiri kalau perhelatan pemilu tahun ini merupakan pemilu yang tidak maksimal dan nyaris gagal,” katanya.
HIMAT temukan fakta – fakta di lapangan betapa semrawutnya penyelenggara Pemilu dalam hal ini KPU baik itu administrasi sampai tertukarnya kertas suara dan hingga sampai bermuara meninggalnya ratusan penyelenggara. “Tentu saja angka 500 orang itu merupakan angka yang fantastis, siapa yang harus bertanggung jawab?,” ujarnya.
Menurutnya, terlepas dari dua arus massa yang sama – sama berkepentingan di Pilpres, akan tetapi segala bentuk kecurangan serta perbuatan yang merugikan apapun alasannya harus di tindak tegas. “Segala bentuk kecurangan serta perbuatan yang merugikan harus ditindak tegas,” katanya.
Kaitan dengan people power, menurutnya hingga saat ini HIMAT masih berkomunikasi dan berkonsolidasi, namun untuk garis besarnya HIMAT belum menjadi bagian didalamnya. “Hingga saat ini kita masih tetap berkomunikasi dan konsolidasi,” katanya.
HIMAT mengajak seleuruh masyarakat, terutama rekan – rekan mahasiswa untuk sama – sama mengawal dan mengawasi perhitungan suara di berbagai tahapan KPU, sampai nanti final di tanggal 22 Mei.
“Selanjutnya mari sama – sama pro aktif mengawal agenda demokrasi ini dengan berbagai macam bentuk partisipasi, ketika ternyata ada kekeliruan di dalamnya mari sama – sama kita sikapi dan luruskan, karena sebagaimana undang – undang mengamanatkan, bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat,” ujarnya.
Fadhil mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih konsen di pengawalan tahapan penghitungan dan pengawalan pidana pidana pemilu. (yis/sri)