Menurutnya, Partai Golkar bisa bertahan lantaran warga sudah lebih cerdas dan memilih yang mereka rasa memberikan kerja nyata, mulai dari para anggota legislatif di daerah, provinsi, ataupun pusat. “Jadi warga masih percaya kepada Golkar, karena mereka memang merasakan bagaimana kinerja dari para kader golkar,” kata dia.
Di sisi lain, Pengamat Hukum Tata Negara, Dedi Mulyadi, mengatakan, kondisi politik di Cianjur saat ini tidak lepas dari keputusan rakyat yang memilih partai dan calon anggota legislatif mana yang dirasa mereka sudah memberikan kinerja nyata atau bahkan belum menunjukan hasil kerja yang optimal.
Adapun parpol yang kehilangan kursi secara total, hingga tak ada lagi kader yang duduk di DPRD Kabupaten Cianjur dikarenakan kepercayaan dari masyarakat juga.
“Kembali lagi pada rakyat, mungkin mereka ada ketidakpercayaan ataupun ingin melihat wajah baru di DPRD Kabupaten Cianjur. Termasuk dari parpol pun mereka kan punya andangan tersendiri, adapun yang sekarang kehilangan krusi secara penuh, bisa jadi mereka belum bisa menunjukan kerja optimal bagi rakyat,” kata dia.
Di samping itu, menurut Dedi, kondisi politik ini tidak lepas juga dari presiden effect, dimana warga juga melihat siapa calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh parpol yang akan mereka pilih.
“Pasti ada pengaruh dari presiden effect, Gerindra menang banyak kursi karena melihat capres yang mereka usung menang di Cianjur, termasuk parpol lainnya. Tapi juga ada yang dikarenakan melihat penokohan, sehingga tetap memilih partai lain meskipun presidennya bukan diusung atau didukung oleh caleg atau parpol yang mereka pilih,” pungkasnya.(bay/red/sri)