CIANJUR – Pengurus Komisariat dan Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Korpri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Stai Al-Azhary Cianjur secara resmi dikukuhkan pada Sabtu (4/5) lalu. Pengukuhan tersebut dilaksanakan di aula Kampus Stai Al-Azhary Cianjur mengambil tema “Sekapur Sirih : Khidmat PMII Al-Azhary”.
Ketua Kopri PMII Stai Al-Azhary Cianjur, Hanna Septia Melinda mengatakan, Sabtu, 4 Mei 2019 merupakan sebuah momen bersejarah bagi keluarga besar PMII Komisariat STAI Al-Azhary. Pada saat itulah PMII Al-Azhary melakukan pembaruan kepengurusan dari mulai ketua, kabid, sekretaris, hingga anggota.
“Selain acara pelantikan, juga diadakan pula acara stadium general bersama narasumber dari para alumni PMII Al-Azhary,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Senin (6/5).
Hanna melanjutkan, pelantikan pengurus komisariat dan Korpri PMII STAI Al-Azhary masa khidmat 2019-2020. Tidak lain tujuan diadakannya kegiatan ini merupakan suatu bentuk keharusan bagi sebuah kepengurusan komisariat dan Kopri yang memang telah mencapai pada masanya, yaitu telah selesai melakukan prosesi Rapat Tahunan Komisariat (RTK).
“Dengan diadakannya kegiatan pelantikan ini, diharapkan para calon pengurus yang telah menjadi pengurus dapat menjalankan roda organisasi dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan hukum dan aturan yang ada,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, diharapkan kepengurusan yang baru ini dapat melahirkan ide, gagasan, serta kegiatan-kegiatan baru yang lebih baik lagi dari kepengurusan sebelumnya.
“Semoga dapat melahirkan inovasi-inovasi baru yang dapat membantu menyelesaikan segala bentuk permasalahan yang ada di ruang lingkup kampus, khususnya dapat membantu anggota dan kader PMII STAI Al-Azhary, umumnya dapat membantu mahasiswa independent (tidak mengikuti organisasi),” ujarnya.
Selain itu, hal-hal yang memang jarang diperhatikan dalam sebuah organisasi, yaitu tertib administrasi, diharapkan dalam kepengurusan kali ini dapat membereskan administrasi, agar segala sesuatu tertata rapi.
“Lebih intinya, semoga dapat mengembalikan lagi sentrum gerakan, sentrum kaderisasi di wilayah kampus, karena disadari atau tidak, kampus adalah tempat awal mula kita bertemu, kampus adalah tempat kita bergerak, kampus adalah tempat kita berproses,” tandasnya (job3/sri).