CIANJUR – Pemerintah Kabupaten Cianjur berkomitmen untuk mencegah terjadinya bully di lingkungan pendidikan. Pasalnya, hal itu dinilai akan merusak mental dari pelajar terutama generasi ke depan.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, perilaku bully sangat tidak dibenarkan, karena bakal merugikan bagi seseorang yang menjadi target bully. Bahkan bakal merusak mental dari korban bully itu sendiri.
“Ini yang dikhawatirkan, karena ketika belajar pun mereka akan jadi tidak fokus. Ada juga yang cenderung tidak lagi ingin sekolah karena takut di-bully temannya,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Senin (15/4).
Menurutnya, prilaku tersebut harus dihilangkan di lingkungan pendidikan. Maka dari itu para kepala sekolah serta guru sudah membentuk komitmen untuk menjalankan sekolah ramah anak.
Namun, lanjut dia, untuk menghilangkan perilaku bully, tidak hanya bisa diselesaikan melalui pendidikan di sekolah, namun juga harus ada peran orangtua. Para orangtua harus lebih memantau dan mendidik anaknya saat berada di rumah.
“Perlu peran semua pihak, bukan hanya program pemerintah untuk membentuk sekolah ramah anak, tapi juga peran orangtua serta lingkungan dalam membentuk karakter anak untuk tidak menjadi pembully,” kata dia.
Pembentukan karakter untuk lebih baik, menurut Herman akan menghasilkan generasi penerus yang berkualitas. Herman menambahkan, Cianjur harus bisa bebas bully. Peristiwa yang terjadi di daerah lain mesti menjadi contoh agar tidak terjadi di Tatar Santri.
“Semoga tidak ada di Cianjur, cukup peristiwa bully yang terjadi di daerah lain menjadi contoh agar tidak dilakukan anak-anak kita. Dengan begitu upaya membentuk generasi pelajar yang berkualitas bisa terwujud,” pungkasnya.(bay/red)