CIANJUR – Fajar Saepudin (10) bocah kurus kering yang hidup prihatin akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Sayang Cianjur, Sabtu (23/3) sekitar pukul 17.00 Wib.
Sejak siang setelah mengalami rontgen kondisi Fajar terus memburuk. Ia dikabarkan kritis dan akhirnya Fajar meninggal dunia. Hasil rontgen memperlihatkan kerusakan pada bagian paru-paru Fajar yang sudah sangat parah.
“Innalilahi wainailaihi Raji’un, Fajar meninggal dunia bang tadi sore,” ujar Babinsa Haurwangi, Koptu Haryadi, Sabtu (23/3) sore.
Haryadi pun langsung mengurus jenazah Fajar bersama ayah Fajar, Aep Saefudin (45). Mendengar kabar teresebut dirinya pun langsung mengawal jenazah Fajar dari rumah sakit menuju rumah duka di Desa Neglasari, Kecamatan Haurwangi. “Saya bawa jenazah dulu ke rumah duka,” kata Haryadi.
Fajar Saefudin (10) warga Kampung Neglasari RT 01/11, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, yang tubuhnya kering kerontang tinggal kulit dan tulang Sabtu pagi menjalani rontgen di RSUD Sayang Cianjur.
Saat itu Fajar sudah tak bisa berjalan. Ia duduk di kursi roda ditemani ayah dan Babinsa Haurwangi Koptu Haryadi. Meski didorong pakai kursi roda, Fajar dikabarkan sudah berlangsung mau makan meski masih dibantu cairan infus.
“Pagi harinya Fajar menjalani rontgen, meski masih duduk di kursi roda, Fajar sudah mau makan,” kata Haryadi.
Kondisi Fajar memburuk sejak siang hingga sore hari, ia terbaring tak berdaya dan terlihat dibantu alat pernapasan. “Medis mengatakan kondisi Fajar kritis sejak siang hingga sore hari,” kata Haryadi.
Fajar Saefudin (10) kondisinya memburuk karena menderita suspext tubercolusis.Tubuhnya lemah dan kurus saat ditemukan oleh anggota Babinsa Haurwangi Koptu Haryadi, Kamis (21/3).
Fajar sudah sebulan tak pergi sekolah ke madrasah Al-Huda karena jatuh sakit, kondisi makin parah setelah ia tak mau makan dalam beberapa hari terakhir.
Saat diperiksa Babinsa, tak hanya Fajar yang sakit. Sang ayah Aef Saefudin (45) dan sang ibu Vera (42) juga menderita sakit. Sekeluarga ini tinggal di rumah pengap tak layak huni.
Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy, mengatakan, bahwa pasien atas nama Fajar pernah berobat sebulan lalu dengan keluhan demam dan panas.