CIANJUR – Berbagi upaya saat ini tengah dilakukan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar dalam melakukan pencegahan atau penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satunya dengan mendatangi rumah ke rumah serta membentuk tim juru pemantau jentik (Jumantik) dan Pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Tresna mengatakan, pada bulan Januari sudah disebarkan surat edaran ke masing-masing kecamatan yang ada di Cianjur untuk melakukan pencegahan pertumbuhan jentik nyamuk di lingkungan masyarakat.
“Kami tindak lanjuti dengan kunjungan langsung ke pemukiman masyarakat, di antaranya membentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik), dan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” katanya.
Dia menjelaskan, PSN sangat tepat dilakukan untuk menekan angka masyarakat yang terjangkit wabah DBD. Pasalnya dengan demikian, pertumbuhan nyamuk pembawa wabah akan musnah sehingga tidak menimbulkan penyakit kepada manusia.
“PSN lebih tepat dan efektif dilakukan, ketimbang Fogging. Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak mematikan pertumbuhan nyamuk generasi selanjutnya,” kata Tresna.
Menurutnya, PSN juga sangat mudah untuk dipraktekan pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Misalnya, masyarakat hanya perlu meluangkan waktu untuk menjalankan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti membuang sampah pada tempatnya, dan menguras bak mandi satu minggu sekali.
“Cukup melakukan PHBS, dijamin nyamuk pembawa wabah DBD tidak akan berkembang biak sehingga masyarakat pun tidak terjangkit,” ujarnya.
Tresna mengatakan, data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat angka penurunan terhadap jumlah pasien DBD di Cianjur. Hal ini merupakan prestasi bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur dalam penanggulangan wabah DBD.
“Pada tahun 2016 tercatat ada 799 kasus, dan tujuh orang meninggal dunia akibat DBD. Karena progtam in kami laksanakan secara rutin, di 2018 alhamdulillah jumlahnya menurun menjadi 348 kasus saja, dan tidak ada yang meninggal dunia,” pungkasnya.(yis/sri)