Petani KJA Minta Kejelasan Pemerintah

0 Komentar

CIANJUR – Pelaku petani dan juga pengusaha pakan ikan di Maleber Kecamatan Cikalongkulon, meminta ada kepastian dari pemerintah pusat terkait penertiban dan atau eksekusi Keramba Jaring Apung (KJA) yang selama ini dilakukan oleh Badan Pengelolaan Waduk Cirata (BPWC).
Kusnadi (43) pelaku usaha pakan ikan dan juga sekaligus petani KJA di Blok Kamurang Kecamatan Cikalongkulon mengaku belum ada jawaban pasti dari pihak pemerintah. Hingga saat ini dirinya tidak pernah bertemu dengan petugas dari BPWC melainkan hanya pihak ke tiga (tim eksekusi).
“Kalau berbicara rugi, sudah pasti saya rugi. Yang saya inginkan ada kejelasan dari pemerintah terkait eksekusi ataupun penataan KJA ini,” tutur Kusnadi, saat ditemui di Cikalongkulon,Senin (21/1).
Kusnadi mengatakan, sebelum adanya eksekusi, dalam satu hari bisa memasok pakan ke para petani KJA mencapai 7 ton. “Saat ini maksimal hanya 4 atau 5 ton per harinya, artinya 2 ton hilang penghasilan saya per harinya,” katanya.
Menurutnya, harga pakan ikan sebesar Rp 8 ribu per kilogram atau per karung kemasan 50 kilogram harganya Rp 400 ribu. Ia hanya memiliki keuntungan Rp 200 per kilogramnya. “Saya hanya memiliki Rp 200 perak per kilogramnya,” terangnya.
Selain pakan, Kusnadi memasok ikan ke Muara Angke Jakarta . Dalam satu harinya bisa mencapai 4 ton dengan berbagai jenis ikan. Namun dengan adanya eksekusi, kesulitan untuk mencari ikan di petani.
“Dalam satu bandar itu bisa mengangkat ikan per harinya di KJA mencapai 4 ton, tapi saat ini kami kesulitan untuk mencari ikan ke petani,” katanya.
Kusnadi berharap sekali ada solusi bagi petani ikan kolam jaring apung, karena menurutnya banyak ikan di genangan waduk cirata terbilang paling dicari.
“Saya minta ada kejelasan dari pemerintah, dan saya harap penempatan petani saat ini jangan lagi di usik – usik melainkan harus ada penataan dan pembinaan dari pemerintah,” katanya.
Kepala Desa Gudang, Kecamatan Cikalongkulon, Endang Suparnan mengatakan, ada seratusan lebih warganya yang menjadi petani KJA. Dari yang sebelumnya tidak pernah mengalami kesulitan dengan ekonomi namun saat ini kebanyakan petani risau karena adanya informasi akan di zero kan (nol KJA) sehingga petanipun bingung ketika akan memberikan pakan ikannya dikhawatirkan akan kembali terjadi eksekusi.

0 Komentar