CIANJUR – Sebuah bangunan Sekolah Dasar (SD) dan 15 unit rumah terancam longsor akibat pergerakan tanah yang terus terjadi di Kampung Cibitung RT 02/RW 03, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Cidaun, Kamis (10/1). Pergerakan tanah sepanjang 100 meter tersebut saat ini sudah tersambung dengan pergerakan tanah yang terjadi sebelumnya.
Informasi yang berhasil dihimpun Cianjur Ekspres, pergerakan tanah yang mengancam sejumlah bangunan tersebut terjadi setelah dalam sepekan terakhir wilayah Cidaun diguyur hujan deras. Akibatnya, retakan tanah yang telah terjadi para akhir Desember tahun lalu itu kian melebar dan bisa memicu terjadinya longsor.
“Pergerakan tanah mengalami perubahan yang signifikan setelah di guyur hujan deras. Retakannya sudah nyambung ke retakan tanah yang dulu dan sekitar 100 meter mengancam satu unit bangunan SD dan 15 rumah,” kata Kapolsek Cidaun AKP Falahudin.
Dikatakan kapolsek, bangunan rumah yang terancam itu enam diantaranya sudah di bangun kembali di tempat relokasi dan sisanya belum dibongkar. “Akan segera di bongkar dan satu kampung yang terdiri dari 6 rumah, 6 kepala keluarga, 15 jiwa,” katanya.
Para penghuni rumah yang terancam, kata kapolsek, bila malam hari jika turun hujan mereka di ungsikan ke tempat yang lebih aman. “Mereka sudah mengungsi dan berkumpul di satu rumah dekat bukit yang ada jalan setapak untuk evakuasi mandiri,” tegasnya.
Menurut kapolsek, saat ini yang dibutuhkan di lokasi pergerakan tanah seperti terpal, logistik makanan dan minuman, bahan bangunan. “Harus ada tinjauan lanjut dari dinas terkait. Masyarakat juga menginginkan adanya pelatihan oleh BPBD,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, terjadi pergerakan tanah di kampung Cibitung RT 02/RW 03, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Selasa (25/12/2018).
Sekretaris Desa (Sekdes) Mekarjaya, Kecamatan Ciduan, Tarsa membenarkan peristiwa alam yang terjadi Jumat, 21 Desember 2018 sekitar pukul 14.00 Wib. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” kata Sekdes Tarsa.
Untuk keselamatan lanjut Tarsa, sebagian warga di RT 02 kurang lebih 29 jiwa diungsikan. Karena khawatir jika hujan terus turun, tanah tebing yang sudah terlihat tanda-tanda retak takut ambruk menimpa sejumlah rumah penduduk. “Iya, sebagian penduduk di sana diungsikan ke tempat yang lebih aman,” ujarnya.