“Sangat bahagia rasanya bisa membagikan apa yang kami miliki kepada anak didik. Goyunan dan tawa mereka membuat saya ingin terus berada di profesi ini,” ujar Yuyus guru honor yang mengabdi lebih dari 15 tahun ini.
Nasib sama juga dirasakan Muklis, 39. Masih banyak kesenjangan terjadi antara guru honorer dan PNS, padahal secara kualitas cara mengajar dan akademi sama.
“Jangankan tunjangan, saya telah mengajar selama 10 tahun lebih tapi nasib keberlangsungan saya tidak menentu, apa ada nasib saya untuk diangkat jadi guru PNS,” katanya.
Padahal, menurutnya kalau bicara tangung jawab sama. Saat ditanya mengenai upah yang diterima, dirinya mengaku sekarang mendapatkan Rp 750 ribu per triwulan.
“Gaji dari BOS per triwulan dapat Rp 750 ribu, tapi kalau ada tambahan kerja kita dapat tambahan juga, walau di bawah UMP kita masih bersyukur,” ujarnya.
Yang jelas di Hari Guru Nasional (HGN) ini guru honorer meletakan harapan kepada pemerintah agar kami kami ini lebih diutamakan, lebih lagi bisa diangkat jadi PNS.
“Ya itung-itung sebagai bukti pemerintah menghargai atas kontribusi dan jasa kami dalam upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa,” tutupnya.(bay/zen/red)