Oleh karena itu, perlu ada kajian mendalam mengenai cara membuat alur kunjungan ke Gunung Padang. Salah satunya dengan mengembangkan desa penyangga di sekitar situs. Luthfi juga menyarankan, agar disediakan sarana audiovisual untuk pengunjung yang menunggu giliran atau yang tidak bisa mendaki ke atas.
Selain itu, diharapkan juga ke depannya pemberlakuan batas waktu kunjungan setiap rombongan dapat diterapkan. Setidaknya setiap 20 pengunjung, dapat menikmati wisata idealnya selama 15-30 menit. Hal itu, dianggap dapat mencegah kerusakan tangga batu maupun keseluruhan situs.
Sementara itu, Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku, siap untuk membantu pemprov dalam mengembangkan situs tersebut. Rencananya, kawasan penunjang akan mulai ditata pada 2019 mendatang.
”Tapi, meskipun nantinya situs ditata oleh Pemprov Jabar, pengelolaan Gunung Padang akan tetap dilakukan Pemkab Cianjur,” kata Herman.
Pemkab juga turut berkontribusi dari segi pembangunan infrastruktur, ditargetkan akhir tahun 2018 pembangunan sarana yang dibutuhkan selesai. Menurut dia, perluasan jalan, memungkinkan setidaknya dua kendaraan dapat melintas menuju situs.
”Diharapkan, seluruh target terwujud. Supaya Cianjur ke depannya bisa punya wisata sekelas Candi Borobudur. Warga di lingkungan Gunung Padang juga bisa terbantu dari sektor wisata,” ujar dia.(bay/red)