CIANJUR – Pemerintah Kabupaten Cianjur mulai melakukan pengerukan pasir dan batu di Sungai Cianjur tepatnya di dekat kantor PUPR dan Kimrumtan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi luapan air yang dikhawatirkan bisa merusak kontruksi jembatan.Â
Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan, pengerukan sudah dilakukan sejak awal pekan ini. Mengingat kondisi sungai di titik tersebut sudah mengalami pendangkalan akibat banjir bandang yang membawa material pasir dan batuan.
“Makanya kami lakukan tindakan darurat untuk mengantisipasi luapan air di musim hujan ini,” kata dia kepada Cianjur Ekspres usai melakukan peninjauan proses pengerukan, Kamis (15/11).
Menurutnya, setiap terjadi hujan deras di hulu ataupun wilayah perkotaan, arus dan volume air di sungai Cianjur kerap mengalami kenaikan. Dikhawatirkan nantinya ketinggian air melebihi jembatan utama di Jalan A Sucipta, apalagi juga bisa berpotensi merusak dan merobohkan jembatan.
“Itu yang kami cegah, sebelum masuk ke puncak musim hujan dikeruk dulu sumber pendangkalannya, sehingga tidak sampai terjadi hal yang tak diinginkan, apalagi hingga merobohkan jembatan,” kata dia.
Herman menuturkan, proses pengerukan diperkirakan butuh waktu cukup lama, bahkan kemungkinan baru selesai pada akhir Desember 2018. Nantinya material pasir dan batu akan dibawa ke lahan yang ada di Pasirhayam.
“Materialnya kan cukup banyak, sementara alat berat yang diturunkan hanya satu. Tapi terpenting secara bertahap kami keruk supaya kedalaman sungai bisa normal,” ucapnya.
Herman menambahkan, ke depan normalisasi sungai tidak hanya dilakukan dengan mengeruk titik yang mengalami pendangkalan, namun juga pemukiman yang melanggar aturan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pasalnya, dari hulu ke hilir terjadi penyempitan akibat adanya bangunan liar.
“Pastinya itu juga akan ditertibkan untuk normalisasi sungai, tapi untuk secara kami fokus ke yang darurat dulu, seperti pengerukan ini,” pungkasnya.(bay/red)