CIANJUR – Keberadaan waria yang akrab disapa lady boy jumlahnya kian meningkat di Cianjur Utara. Keberadaanya bagi sebagian kalangan dianggap merusak moral dan mental masyarakat.
Ketua MUI Desa Sukanagalih Ade Mukhlis menjelaskan, saat ini jumlah lady boy mulai mengalami peningkatan di wilayah Sukanagalih dan sekitarnya. Tentunya keberadaan mereka itu mulai dirasakan kurang baik bagi masyarakat. Bahkan cenderung merusak moral masyarakat.
“Terutama pasca kedatangan wisatawan asing asal timur tengah, tak sedikit lady boy yang melacurkan dirinya. Jelas tindak tanduk mereka itu amat meresahkan, baik masyarakat ataupun alim ulama mendesak agar mereka itu dibina,” tuturAde Mukhlis kepada Cianjur Ekspres, Rabu (14/11).
Setelah melakukan penelusuran langsung ke lapangan, dampak munculnya lady boy yang berasal dari luar Desa Sukanagalih sudah berdampak mengakibatkan beberapa laki – laki yang berubah sifatnya.
“Ironisnya ada laki – laki dibawah umur yang malah menjadi kemayu serta lemah gemulai layaknya perempuan. Ini tak lepas dari dampak para lady boy itu,” ungkapnya.
Menurutnya, akibat salah pergaulan mereka jadi akrab dan ikut menjual diri ke pria hidung belang yang rata – rata wisatawan timur tengah. Makanya, Ade bersama alim ulama lainnya menggandeng para tokoh masyarakat lainnya agar waspada. “Efek negatif salah pergaulan ini harus segera ditangkal dengan dakwah,” tegasnya.
Saat ini kata Ade, masyarakat menjadi resah dengan keberadaan para lady boy. Diharapkan, Pemkab Cianjur melalui Dinas Sosial bisa segera mengamankan dan membina mereka.
“Setelah itu mereka seharusnya dibina dan direhabilitasi, agar tak berbuat asusila serta prilaku menyimpang,” tambahnya.
Ade akan segera berkoordinasi dengan Pemkab Cianjur agar bisa memberikan solusi dan arahan mengenai merebaknya lady boy dan para WTS.
“Ini demi kemaslahatan umat, jangan akhlak kita rusak karena ulah mereka. Kami harapkan Pemkab bisa segera ambil sikap, terlebih pemerintah segera sudah mengedepankan konsep agamis,” tukasnya. (yis/sri)