JL IR H DJUANDA – Puluhan Guru dari sejumlah SMP yang ada di Cianjur ikuti pelatihan We See Equal yang diselenggarakan oleh Save the Children, dengan dukungan dari Procter and Gamble (P&G) untuk mempromosikan Healthty Life Skill Education (Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat), yang dilaksanakan di Hotel Bydiel Jalan Ir. H. Djuanda, Panembong.
Pelatihan yang berlangsung sejak Rabu (14/11) hingga Kamis (15/11) itu untuk mempromosikan Healthty Life Skill Education. Termasuk di dalamnya adalah mempromosikan perlindungan anak dan warga sekolah dari kekerasan, pendidikan tentang kesehatan, reproduksi untuk remaja, penguatan norma kesetaraan gender di sekolah terutama untuk mudir SMP atau remaja l usia 10-14 tahun di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.
Program ini juga telah disosialisasikan kepada guru dan kepala sekolah di 41 SMP dari 2 kabupaten Bandung dan Cianjur. Beberapa kegiatan pendukung sebelum implementasi modul yang akan dilatihkan kepada siswa-siswi di 41 SMP telah dilakukan.
Kepala Seksi (Kasi) Kesiswaan Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur, Tatang Supriatna mengatakan, saat ini baru enam sekola dari 17 sekolah yang direncanakan mengikuti pelatihan. Sekolah tersebut diantaranya SMPN 1 Cilaku, SMPN 2 Cilaku, SMPN 3 Cilaku, SMPN 1 Cipanas, SMPN 2 Cipanas dan SMP Pusaka Cipanas.
“Kalau peserta pelatihannya ada dari guru olahraga, guru kesehatan, guru wali kelas dan lainnya. Setiap sekolah mengirimkan ada yang 4 orang, dan 6 orang yang di bagi ke dalam tiga kali pertemuan dalam dua hari,” kata Tatang kepada Cianjur Ekspres, kemarin.
Tatang menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan untuk para calon fasilitator. Nantinya akan disampaikan kepada anak-anak didik di sekolah masing-masing seperti bagai mana cara-cara memberikan pengetahuan dan wawasan kesetaraan gender terhadap anak-anak. Selain itu bagaimana cara menghilangkan kekerasan di dunia anak, juga memberikan wawasan kedepan bagaimana anak-anak bisa hidup mandiri, dan kedepannya mempunyai kemampuan untuk menentukan jalan hidupnya.
“Jadi para guru-guru ini diberikan wawasan bagaimana cara memberikan wawasan kepada anak, agar kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan bisa menjadi kesatuan serta kekerasan kepada anak tidak boleh terulang. Sehingga anak mampu mendewasakan diri dan mampu menentukan kehidupan kedepannya tanpa ada tekanan yang menghancurkan jiwa atau moral anak-anak bangsa ini,” katanya. (job3/sri)