Oknum anggota polisi itu melarang Ade mengambil foto kecuali atas izin pimpinan. Tapi saat diajak menemui pimpinan yang dimaksud, oknum polisi yang kemarin mengenakan kaus dan celana jins itu mengelak dan terus menghardik dengan nada tinggi. Sebelum meninggalkan polsek, Ade juga sempat menanyakan nama oknum polisi tersebut. Namun ia menolak dan memaksa Ade segera pergi.
“Yang membuat saya kecewa, dia juga maksa ambil HP dan memeriksa isi HP saya. Dari mulai galeri foto sampai chatWhatsApp saya dengan teman-teman di kantor dibuka. Saya bilang ini saya koordinasi dengan teman-teman wartawan kalau saya liputan di sini. Malah dia paksa saya hapus foto-foto,” tutur Ade dengan nada kecewa.
Terpisah, Pemimpin Redaksi Radar CirebonRusdi Polpoke menyesalkan peristiwa intimidasi tersebut. Menurutnya, perlakuan kasar terhadap jurnalis tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Radar Cirebonjuga secara resmi akan melayangkan protes kepada Kapolsekta Utbar AKP Ali Mashar dan Kapolres Cirebon Kota (Ciko) AKBP Roland Ronaldy.
“Surat resminya sedang kita siapkan. Tapi kita juga sudah mengawali dengan mengirim protes melalui WhatsAppke Pak Ali dan juga di-forwardke Pak Kapolres. Kita tentu menyesalkan kejadian itu. Kita menyesalkan cara oknum anggota polisi itu menghadapi jurnalis kami di lapangan. Merampas HP, intimidasi, bahkan mengancam menahan wartawan kami, tindakan yang sangat-sangat berlebihan,” tandas Rusdi.
Ia juga menyatakan sudah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon seluler dengan Kapolsekta Utbar AKP Ali Mashar. “Barusan ini (tadi malam, red) kita tersambung dengan Pak Ali. Melalui telepon kami sudah menyampaikan apa yang dialami wartawan kami. Pak Ali juga terkejut adanya kejadian ini. Rencananya besok (hari ini, red) kami bertemu, silaturahmi langsung dengan Pak Ali. Sekaligus membahas kejadian ini,” jelas Rusdi. (day-mg)