JL PASIRGEDE RAYA – Mahasiswa Universitas Suryakencana (Unsur) Cianjur mempertanyakan keberadaan dan mekanisme parkir otomatis di universitas tersebut. Pasalnya, pihak restoran dinilai kurang berkoordinasi dan biaya parkirnya pun bakal memberatkan mahasiswa.
Salah seorang mahasiswa Unsur yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, para mahasiswa sempat menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu masuk Unsur untuk menyampaikan tuntutan mereka terhadap rektorat terkait keberadaan parkir otomatis.
“Ada beberapa tuntutan dari mahasiswa kepada pihak universitas. Itu disampaikan dalam aksi tadi pagi,” ujar dia kepada Cianjur Ekspres, Kamis (1/11).
Menurutnya, dari beberapa tuntutan, yang paling pokok ialah masalah kejelasan tentang mekanisme dan sistem parkir tersebut. Selain itu, para mahasiswa menolak adanya pungutan dari sistem parkir otomatis. Mengingat tarifnya dinilai akan memberatkan mahasiswa, terutama yang aktif keluar masuk area kampus.
“Kami ingin kejelasan, mekanismenya, aliran dana untuk apa, dan ternyata tidak ada asuransi di parkir tersebut. Makanya kami mempertanyakan. Apalagi biayanya ini, kalau yang bukan memberikan khusus sekali masuk itu informasinya Rp 1.000, bayangkan kalau aktif keluar masuk, bisa jadi beban nantinya,” kata dia.
Dia mengaku, menolak jika universitas dikomersialkan, karena kampus disebutnya bukan untuk lahan bisnis. Dia menambahkan, saat ini para mahasiswa masih menunggu kejelasan dari pihak universitas, termasuk berkaitan rencana penerapan pasti parkir otomatis tersebut.
“Awalnya mau hari ini (kemarin, red), tapi karena mahasiswa aksi untuk mempertanyakan sistemnya, jadi dibatalkan. Tidak tahu jadinya kapan diterapkan, kami pun akan terus menunggu jawaban dari pihak universitas,” katanya.
Sementara itu, Divisi Barang dan Jasa Koperasi Suryakancana yang juga manager Informasi Rektorat Universitas Suryakancana Cianjur, Hasbu Naim Syaddad, mengatakan, jika penertapan parkir otomatis di universitas tersebut belum akan dilakukan hingga keluar keputusan baru dari rektorat, mengingat terjadinya aksi dari segelintir mahasiswa.
“Tidak jadi diterapkan hari ini (kemarin, red), tidak tahu sampai kapan. Tergantung dari kebijakan rektorat dan jika keluar keputusan yang baru,” kata dia.
Namun dia menjelaskan, jika kebijakan adanya parkir otomatis di universitas tersebut lantaran sebelumnya seringkali terjadi kehilangan sepeda motor di lingkungan kampus. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan komunikasi dengan mahasiswa dan muncul usulan untuk dibuatkan palang pintu atau parkir otomatis.