Potret Buram Kemiskinan di Desa Mekarsari-Agrabinta

Potret Buram Kemiskinan di Desa Mekarsari-Agrabinta
BUTUH BATUAN: Tini, warga miskin asal Desa Mekarsari, Kecamatan Agrabinta, terbaring lemas di tempat tidur. REDDY MUHAMMAD DAUD/CIANJUR EKSPRES
0 Komentar

 
Keluarga Rosid, 48, dan nenek Edah, 75, dua di antara keluarga miskin yang ada di Desa Mekarsari, Kecamatan Agrabinta. Keduanya hidup dengan sengsara di rumah yang tidak layak huni nyaris roboh.
REDDY MUHAMMAD DAUD, Agrabinta
ROSID bersama istrinya, Tini, 47, dan kedua anak laki-lakinya, Supriadi, 7, dan Asep, 7, tinggal di rumah reyot ukuran 3 x 4 meter di Kampung Pasirgombong RT 03/RW 02. Ruang tengah, kamar, dan dapur menjadi satu.
Sedangkan nenek Edah, janda tua renta asal Kampung Bojongterong RT 01/RW 03, hidup bersama anaknya yang mengalami gangguan jiwa dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di gubuk berukuran 4 x 4 meter dengan kondisi rusak dan nyaris ambruk.
Ketika Cianjur Ekspres berkunjung ke rumah keluarga Rosid, istrinya Tini tengah sakit parah. Dia mengalami pendarahan. Waktu itu, Tini hanya ditemani kedua anak laki-lakinya yang masih kecil.
Rosid sendiri tidak bisa ditemui karena sedang bekerja sebagai buruh tani di kebun milik orang lain. Tak banyak perbincangan antara Kami dengan Tini, karena ia sedang terbaring lemas di tempat tidur.
Namun, Tini mengaku tidak pernah mendapatkan perhatian dan bantuan dari pemerintah. Apalagi untuk memperbaiki rumahnya yang nyaris roboh itu. “Tidak pernah ada bantuan” ujarnya singkat.
Tak hanya itu, untuk mencari makan pun mereka sangat kewalahan. Jika anak-anaknya lapar, mereka hanya makan nasi dan garam dengan buah mangga muda yang dipetik dari pohon di depan rumahnya.
Sementara itu, nenek Edah sebenarnya memiliki dua orang anak laki-laki. Anak pertamanya bekerja di luar kota namun tak pernah kembali hingga saat ini. Sedangkan anak kedua dengan kondisi gangguan jiwa.
Sama halnya keluarga Rosid, Edah pun tak pernah mendapatkan bantuan sedikit pun dari pemerintah. Untuk kebutuhan sehari-hari, dia mengandalkan belas kasihan dari tetangganya.
“Nenek sudah tidak bisa bekerja, enggak kuat lagi,” ungkapnya.
Tokoh pemuda setempat, Yantio Herlambang, 30, mengatakan, bukan hanya dua keluarga tersebut yang hidup dalam kemiskinan di wilayah Desa Mekarsari ini. Masih banyak warga lainnya yang kurang mampu membutuhkan bantuan.

0 Komentar