Guru Honorer Berencana Kembali Mogok

Guru Honorer Berencana Kembali Mogok
NASIB GURU: Murid SDN Winayaloka Desa Cibodas, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, terpaksa harus belajar satu jam perhari karena tak ada guru. Dari 12 orang guru pengajar tinggal satu guru PNS yang mengajar, sisanya 11 orang guru honorer mogok mengajar akibat status yang belum jelas. (DOK/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Guru Honorer di Kabupaten Cianjur mengancam akan terus melakukan aksi mogok mengajar, jika tuntutan mereka tidak kunjung direalisasikan Pemkab Cianjur. Bahkan aksi tak hanya berakhir pekan ini, tetapi akan terus berlanjut di pekan depan.
Ketua Forum Honorer Kabupaten Cianjur, Magfur, mengatakan, selama beberapa hari para guru di 10 kecamatan di Cianjur melakukan aksi mogok, Pemkab Cianjur belum
memberikan respon apapun. Bahkan tidak kunjung ada kejelasan terkait tuntutan mereka terkait legalitas berupa pemberian Surat Keputusan (SK).
Sebelum melakukan aksi mogok, ungkap Magfur, pihaknya sempat menanyakan terkait sejauh mana SK tersebut diproses. Sayangnya tak ada kepastian yang diberikan pemerintah. Tim teknis yang dibentuk Bupati Cianjur pun saling tunjuk.
“Dalam audiensi bulan lalu, kan disepakati jika dalam 15 hari, atau sampai 15 Oktober 2018 itu harus sudah selesai, atau minimalnya memberikan kejelasan prosesnya sejauh mana.
Makanya sampai kami sepakati untuk aksi mogok, dan ternyata tidak ada respon atau itikad baik berupa komunikasi dengan para guru honorer ini,” kata Magfur saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (19/10).
Maka dari itu, lanjut dia, para guru honorer akan terus melanjutkan aksinya hingga tuntutan dikabulkan. Bahkan dari rencana awal aksi mogok hanya berlangsung dari 17-20 Oktober 2018, akan dilanjutkan di pekan selanjutnya.
“Kalau begini kami lanjut, pekan depan akan aksi lagi. Kemungkinan akan lebih banyak wilayah yang melakukan hal serupa, bisa jadi nanti se-Kabupaten Cianjur. Sekarang kan hanya 10 kecamatan karena ada yang sudah mogok beberapa waktu lalu, ke depan akan serentak semuanya,” ucap Magfur.
Dia menambahkan, dengan adanya aksi tersebut, beberapa pihak sekolah sudah mengeluhkan sulitnya menjalankan kegiatan belajar mengajar. Pasalnya banyak sekolah yang hanya memiliki sedikit guru PNS.
Bahkan, menurut Magfur, tidak sedikit sekolah yang hanya memiliki dua tenaga PNS, terdiri dari kepala sekolah dan seorang guru PNS. Selama ini, mereka dibantu para guru honorer untuk mengoptimalkan kegiatan belajar.
“Hal itu yang harusnya diperhatikan pemerintah. Lihat kondisinya, jika selama ini guru honorer banyak berkontribusi ketika tenaga PNS terbatas. Mestinya kami diberi perhatian

0 Komentar