CIANJUR, cianjurekspres.net – Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya Pembaharuan (Astakira) Kabupaten Cianjur, menerima ratusan permohonan bantuan dari Pekerja Migran Indonesia (PMI). Sejumlah permohonan itu diajukan keluarga maupun PMI, terkait bantuan kepulangan dan pemenuhan hak pekerja.
Ketua Astakira Cianjur, Ali Hildan mengatakan, hingga sekarang proses penyelesaian masalah PMI masih bersifat mandiri. “Kami memang bekerjasama dengan pemerintah pusat saja, seperti BNP2TKI, Kemenlu, dan Kemenkertrans. Kalau pemerintahan kabupaten bisa dibilang responnya masih lambat,” ujar Ali, belum lama ini.
Cianjur masih disebut-sebut sebagai kantung PMI sampai hari ini. Ali menilai, seharusnya pemerintah kabupaten juga bisa lebih memperhatikan persoalan-persoalan terkait PMI daerah yang terbilang banyak.
Selama ini, dinas terkait seringkali menyebutkan jika mereka menunggu laporan masuk (dari keluarga) untuk bisa membantu. Selain itu, PMI yang dibantu hanya mereka yang berangkat secara legal.
“Sebenarnya yang mengadu pada kami juga tidak seluruhnya ilegal. Banyak yang berangkat secara legal, tapi berakhir sebagai PMI non prosedural karena satu dan lain hal. Harusnya ada bantuan pemerintah di sana,” ujar dia.
Ali mengungkapkan, jika pemerintah dapat bekerjasama dengan asosiasi, proses penyelesaian persoalan PMI bisa saja dilakukan dengan lebih cepat. Asosiasi yang selama ini bekerja secara mandiri ke tingkat pusat, seringkali membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan masalah PMI.
“Kalau dukungan semua pihak cepat, proses juga bisa cepat. Sayangnya, saat ini respon instansi terkait akhir-akhir ini agak kurang cepat. PMI ini masih dipandang sebelah mata sepertinya,” ujar dia.
Terakhir kali, Astakira mengurus penyelesaian hak seorang PMI yang meninggal di Arab Saudi. Berdasarkan keterangan, keluarga meminta bantuan Astakira karena proses birokrasi dinas yang cenderung menyulitkan.
Lebih lanjut dikatakan, rupanya selain menerima laporan dari PMI asal Cianjur, Astakira juga menjembatani laporan PMI asal Kabupaten Bandung Barat. Sampai sekarang, keluarga PMI KBB memang banyak meminta bantuan Astakira karena mereka tidak tahu arah birokrasi untuk meminta bantuan .
“Belum ada asosiasi di KBB, makanya mereka lari ke kami. Hanya saja, seharusnya pemerintahan KBB yang seharusnya datang kepada kami. Bukan malah keluarga yang mengadu,” kata dia menyayangkan.