CIANJUR, cianjurekspres.net – Bekerja sebagai pemulung sampah tidak menjadikan Suminah, 60, berkecil hati untuk memiliki niat menunaikan ibadah haji. Setiap hari, warga Kampung Pasekon, Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet itu rela bekerja keras menjadi tukang sampah, demi mewujudkan impiannya menjalankan rukun Islam kelima.
“Awalnya saya tidak menyangka bisa naik haji tahun ini dan alhamdulillah saya diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk mewujudkan impian saya menjalankan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah bersama suami saya,” kata Suminah.
Sejak 2002, Suminah menekuni pekerjaan sebagai pemulung sampah. Kini, beserta suaminya Ijul, 65, yang hanya berprofesi sebagai marbot mesjid akhirnya berhasil mewujudkan impiannya. Keinginan Suminah untuk menunaikan ibadah haji itu merupakan cita-cita panjang. Dia bekerja sebagai pemulung yang mengumpulkan barang bekas bernilai ekonomis tinggi diantara tumpukan sampah untuk dijual kembali.
Dalam kesehariannya, Suminah dikenal sebagai pemulung sampah organik atau barang bekas di seputaran Simpang Raya. Sedangkan suaminya Ijul hanya sebagai Marbot yang punya penghasilan Rp150 ribu per bulannya. Selain mencari barang bekas Suminah pun melanjutkan usaha dagang jajanan keliling yang berpenghasilan tak menentu.
“Alhamdulilah ya Allah, akhirnya saya bisa berangkat juga ke tanah suci,” tutur Suminah sambil meneteskan air matanya.
Suminah biasa mencari sampah atau barang bekas dari pukul 05.30 hingga pukul 09.00 Wib. Dan dilanjutkan jualan keliling kampung untuk menambah penghasilan agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Suminah mengaku, mengumpulkan uang sedikit demi sedikit yang dikasih sama suaminya Ijul kadang di kasih sama anak-anaknya yang sudah bekerja. “Allahuakbar terimakasih ya Allah, sekarang baru tiba di Gedung Kementerian Agama saja banyak yang senang sama saya. Itu sudah alhamdulilah sekali,” ucapnya.
Suminah mengaku, tidak pernah memberitahukan niatnya ke suaminya Ijul, akan berangkat bareng ke tanah suci untuk pergi haji. Dengan tekad yang kuat selama 16 tahun, Suminah mulai mengumpulkan uang yang diberikan suaminya di salah satu bank.
Sementara itu, Ijul mengatakan, ia benar-benar tak menyangka, jika uang yang hanya Rp150 ribu yang ia berikan setiap bulannya, ternyata bisa membawa berkah. Ia tak menyangka, jika akhirnya ia bisa berangkat menunaikan ibadah haji bersama istrinya.