Ratusan Hektar Sawah Kering

Ratusan Hektar Sawah Kering
LAHAN KRITIS: Petugas dari Kecamatan Cibeber saat melihat lokasi kekeringan yang melanda ratusan hektar sawah di Desa Girimulya Kecamatan Cibeber, Jumat (20/7). (IKBAL SELAMET/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Ratusan hektar lahan sawah di Desa Girimulya, Kecamatan Cibeber mulai terkena dampak masuknya musim kemarau. Bahkan sebagian besar lahan pesawahan di wilayah tersebut terancam tidak bisa ditanami padi.
Kepala Desa Girimulya, Dadin mengatakan, pihaknya mencatat ada 188 Hektar lahan pesawahan yang mengering. Pasalnya, lantaran tidak adanya aliran air untuk mengairi lahan pertanian tersebut. Sehingga para petani saat memasuki musim tanam kedua ini tidak dapat mengolah lahan garapannya.
“Sebetulnya kami sudah membuat bak penampung air di Kampung Bunisari untuk mengairi lahan pesawahan di Desa Girimulya. Namun, dalam faktanya bak penampungan air ini tidak mencukupi ditambah kondisinya mulai kemarau dimana debit air terus berkurang,” ujar Dadin kepada wartawan, Jumat (20/7).
Menurutnya, lahan pesawahan Girimulya cukup lumayan luas, sehingga harus membuat kembali saluran air khusus untuk pengairan pertanian. Pasalnya, Girimulya masih terdapat dua sumber mata air yang mampu untuk mengairi ratusan hektar sawah. “Diantarnya Curug Uang dan Curug Bunisari yang sekarang sudah dibangun menjadi bak penampung air,” kata Dadin.
Sementara itu Camat Cibeber, Ali Akbar mengatakan, pihaknya akan berupaya agar titik-titik rawan kekeringan di Kecamatan Cibeber bisa terantisipasi. Salah satunya dengan perencanaan pembangunan bak penampung air konsumsi yang bersumber dari Curug Uang.
“Karena kami mendapatkan informasi dimana Desa Girimulya mempunyai sumber mata air konsumsi. Makanya kami akan berupaya gimana caranya agar sumber air tersebut bisa terealisasi secepatnya,” ucap Ali.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Mamad Nano mengatakan, pihaknya belum menerima laporan ada lahan pertanian yang kekeringan, baik sebelum atau saat masa penanaman. “Belum terima laporan, nanti akan saya tugaskan penyuluh di sana untuk melakukan pengecekan ke lapangan dan segera diinformasikan jika terjadi hal seperti itu,” kata Ali.
Menurutnya, untuk mengantisipasi dampak kemarau, pihaknya sudah mengeluarkan imbauan kepada petani untuk beralih menanam palawija atau tanaman yang tidak membutuhkan banyak air. “Dengan begitu, lahan akan tetap produktif meskipun kondisinya dalam musim kemarau,” pungkasnya. (bay/yhi)

0 Komentar