JAKARTA, cianjurekspres.net – Manajemen konflik Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mengalami kegagalan ketika adanya pengunduran diri secara serentak oleh seluruh kepengurusan DPW dan DPD di kantor mereka di Jogjakarta. Keputusan mundur tersebut ditenggarai adanya arahan untuk tidak mendukung kembali Presiden Joko Widodo maju kembali pada pemilu 2019.
Aksi pengunduruan diri juga diikuti dengan pencopotan banner oleh Pemuda Perindo di markas mereka. Kepengurusan DPW dan DPD Pemuda Perindo yang mengundurkan diri telah membawahi lima wilayah alhasil secara langsung adanya delapan caleg dari Partai Perindo batal dalam mendaftarkan diri melalui Partai Perindo untuk legislatif 2019 nanti.
Menurut informasi, salah satu alasan pengunduran para kader yaitu terkait pengelolaan uang partai yang tak transparan. Partai Perindo dinilai sebagai organisasi sayap yang jalan di tempat.
Melihat itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin mengatakan bahwa kasus tersebut harus terselesaikan dengan baik dan cepat. Pasalnya bilamana tidak direspon cepat dikhawatirkan akan mengganggu kinerja mesin partai karena gagal dalam menangani konflik internal.
“Fungsi partai politik adalah untuk mengelola konflik. Jadi jika ada konflik harus cepat diselesaikan agar tidak merembet ke aspek partai lainnya,” kata Ujang kepada Fajar Indonesia Network, di Jakarta, Selasa (11/7).
Lanjut, dirinya menuturkan, kasus pengunduran diri kader Partai Perindo di Jogja lahir dari kekecewaan kader-kader terkait elit. “Ini ada sebuah kekecewaan, Bisa saja kekecewaan ini lahir dari kader yang mundur dalam pencalegan karena diberi nomor bawah,”lanjutnya.
Selain itu, Mantan Staf Ahli Ketua DPR RI ini menuturkan kasuistik seperti Partai Perindo harus segera di kondusifkan. Sinergitas dan bekerja door to door campaign ke masyarakat bentuk cara efektif. “Intinya terbentuknya Partai bukan membuat konflik yang akan merugikan Tubuh partai itu sendiri terlebih Perindo sebagai partai pendatang baru,”jelasnya.
Parasit di Tubuh Perindo
Sementara itu Sekjen Perindo Ahmad Rofiq menyatakan bahwa hal tersebut hanya segelintir orang dengan alasan mundur yang direkayasa. “Yang mundur itu organisasi sayap. Bukan pengurus partai. Partai tetap solid, dan Ga ada masalah apa-apa,” ujar Ahmad.