CIANJUR, cianjurekspres.net – Lebaran tahun ini para PNS mendapatkan kado terindah. Presiden Joko Widodo mengintruksikan kepada jajarannya untuk memberikan THR bagi para PNS. Namun situasi berbeda terjadi kepada guru honorer lantaran bernasib sebaliknya.
“Tunjangan Hari Raya (THR) lebaran 2018 atau Idul Fitri 1439 Hijriah merupakan kado terindah bagi PNS, akan tetapi bagi honorer ini merupakan kado tersedih,” kata salah satu pengamat pendidikan, Edi Kusnadi, saat dihubungi Cianjur Ekspres, belum lama ini.
Edi mengatakan, hingga saat ini guru honorer belum mendapatkan THR dari Dinas Pendidikan atau pun dari pemerintah daerah. Dirinya bisa merasakan beban ramadan menjadi lebih meningkat, terlebih menghadapi lebaran. “Jangankan buat beli baju anak, kue, daging, buat zakat fitrah keluarga pun belum terpikir dari mana bayarnya,” kata Edi.
Menurut dia, memang tidak semua honorer tidak mendapatkan THR. Seperti halnya honorer SMA/SMK Negeri. Mereka dapat THR tapi bagi honorer SD dan SMP mereka tidak menerima padahal tugas mereka sama mendidik anak.
“Kalau dari pekerjaan, yang namanya guru pendidik itu sama saja dan tidak ada perbedaan, dan tugas yang kita emban juga cukup berat. Seharusnya pemerintah mempunyai kebijakan untuk guru honorer,” katanya.
Selaku pemerhati pendidikan Edi berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan tenaga honorer bukan hanya PNS karena tugas mereka yang sama. “Yang membedakan itu hanya kesejahteraan saja dan status PNS dan non-PNS,” tutupnya.(mg2/red)