Viral, Sejumlah Budayawan ‘Tangisi’ Tugu Mangkok Bubur Ayam

Viral, Sejumlah Budayawan 'Tangisi' Tugu Mangkok Bubur Ayam
DIPROTES: Pemasangan tugu mangkok bubur menuai protes dari sejumlah kalangan.(ISTIMEWA)
1 Komentar

CIANJUR, cianjurekspres.net – Berbagai kalangan di Kabupaten Cianjur mempertanyakan pembangunan tugu yang baru berdiri di Jalan Raya Cipanas-Cianjur, tepatnya di pertigaan Kecamatan Pacet karena dinilai tidak memiliki estetika.
Seperti yang diketahui, Pemkab Cianjur membangun sejumlah tugu di beberapa pertigaan di wilayah kota dan selatan, sehingga menuai protes dari berbagai kalangan dan kembali diubah. Tapi baru-baru ini, dinas terkait membangun tugu mangkok bubur ayam.
Sama dengan tugu-tugu lainnya, berbagai kalangan seperti akademisi, seniman, budayawan, tokoh publik dan warga melampiaskan protesnya di media sosial dengan dalih yang sama tugu tersebut tidak memiliki filosofi dan melanggar estetika.
“Apa makna dari mangkuk bubur ayam yang dijadikan tugu di pertigan Jalan Raya Pacet itu, apakah ada sejarah yang mendalam dari mangkuk bubur tersebut, sehingga terbentuknya Kota Cianjur,” ujar Budayawan Cianjur, Eko Wiwid, Senin (21/5).
Menurutnya, nilai estetika terkait pembangunan tugu di Cianjur, selama ini tidak pernah mendasar atau berdasar
alias asal jadi dengan judul tugu, tanpa memikirkan filosofi dan nilai sejarah dari tugu tersebut.
“Saya berharap di tempat kelahiran saya di Cianjur, tepatnya Kawasan Puncak-Cipanas, Cianjur. Ada monumen atau tugu, atau apalah namanya dengan sosok atau objek dalam dua hal pokok tentang sejarah atau ketokohan yang menjadi legenda,” tuturnya.
Dia mencontohkan, dengan sosok Dalem Cikundul yang di dambarkan dengan cerita “Kuda Kosong” maka kuda sebagai identitas, legenda Cianjur yang berkaitan dengan Cikundul dan Gunung Gede-Pangrango atau sosok Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, yang banyak kisah hidup di Cipanas.
Bahkan, tambah dia, fakta ada tempat khusus peninggalan Soekarno di Istana Cipanas (Gedung Bekas Belanda) dan Tugu Taruna Giri di Ciloto-Puncak serta banyak cerita tempat singgah sang Proklamator di Cianjur.
“Kenapa tidak flora dan fauna yang ada di Kawasan Puncak Cianjur yang identik dengan kawasan hijau dan hutan belantara bisa dijadikan simbol dalam membuat monumen atau tugu di Kawasan Cipanas,” katanya.
Hal senada terucap dari berbagai tokoh muda di Cianjur, mereka berharap pembangunan tugu atau monumen harus berdasarkan estetika dan kajian mendalam tidak asal bangun karena mengunakan dana terlepas dana APBD atau hadiah.

1 Komentar