Memancing Ikan Nila Badot di Tengah Keramaian Lokalisasi Apung

Memancing Ikan Nila Badot di Tengah Keramaian Lokalisasi Apung
MEMANCING: Seorang pemancing menunjukan hasil tangkapan ikan nila badot.(ISTIMEWA)
0 Komentar

CIANJUR, cianjurekspres.net – Keseruan memancing ikan nila jumbo di Waduk Jangari, Kampung Pasirpanjang, Desa Cikidang, Kecamatan Mande. Lokasi spot mancing itu dikenal dengan Lapak Sabelas atau Dongdot, dengan bobot ikan nila mencapai 3 hingga 4 kilogram per ekor. Para pemacing menyebutnya ‘Dongdot’ lantaran lokasinya sangat berdekatan dengan lokalisasi apung di wilayah itu. Simak penelusurannya!
REDDY MUHAMMAD DAUD, Mande
BAGI para pehobi mancing di Waduk Jangari sudah tak asing lagi dengan lokasi atau spot mancing Lapak Sabelas. Tentunya, ikan-ikan di waduk itu sangat melimpah dan hampir semua jenis ikan tawar ada di sana.
Lain dulu, lain sekarang. Konon, pada zaman dulu ketika Waduk Jangari diresmikan oleh Presiden RI ke-2, Soeharto sekitar tahun 80’an belum padat disambangi para pemancing. Namun, kini sudah ada ratusan bahkan ribuan pemancing dari berbagai daerah menjajal spot pemancingan di wilayah itu.
Apalagi jika hari libur, Sabtu dan Minggu. Lebih dari 700 unit bargas (perahu bermesin, red) habis dibooking para pemancing. Tarif pulang-pergi sendiri tergolong cukup murah dibandingkan dengan tarif untuk para wisatawan, yakni sekitar Rp 20 ribu per orang.
Biasanya, para pemancing sudah tiba di dermaga Jangari sekitar pukul 03.00 Wib. Hal itu untuk memudahkan mereka mencari spot yang dituju. Bahkan, ada yang rela menginap di rakit (lapak mancing, red) karena takut tidak kebagian lapak.
Seperti di Lapak Dongdot ini. Di sana hanya tersedia 5 atau 6 gerbong rakit saja, dimana satu gerbong terdiri dari 6 sampai 7 lapak saja. Lapaknya sangat terbatas. Sehingga para pemancing berlomba-lomba memburu lapak tersebut karena tak ingin ketinggalan merasakan tarikan ikan nila raksasa tersebut.
Pemancing menyebut rakit ‘Dongdot’ sendiri karena lokasinya sangat berdekatan dengan tempat lokalisasi. Kata dongdot sendiri sebenarnya bahasa Sunda kasar yang berarti wanita penjaja seks (WPS).
Abung, 37, seorang pemancing warga Kampung Leles, Desa Sukamanah, Kecamatan Karangtengah, saat ditemui di lokasi dermaga Jangari tengah bersiap bersama rombongannya menuju Lapak Dongdot. Pukul 04.30 Wib, mereka mulai berangkat menuju lokasi tujuan.
Tiba di sana pukul 05.15 Wib. Abung bersama rombongannya mulai berbenah. Mereka menyiapkan berbagai umpan dan bandul. Pukul 06.00 Wib, suara lemparan bandul dari para pemancing pun mulai ramai terdengar. Itu bertanda, ‘memburu’ ikan nila badot (jumbo) dimulai.

0 Komentar