“Kami ingin Cianjur ini tetap kondusif,” katanya.
Ahmad Yani mengatakan, terkait aksi teroris yang baru- baru ini terjadi pihaknya merasa prihatin. MUI mengimbau kepada semua umat muslim dan tidak ada satu agama yang mengajarkan tentang kekerasan, kebrutalan, terorisme.
“Perlu diketahui bahwa dalam ajaran islam yang kita tahu bahwa Islam ini adalah rahmatanlilalamin, tentu disitu saling menyayangi, saling mengayomi dan tidak ada ajaran melakukan tindakan-tindakan keras, anarkis dan tindakan- tindakan teror apalagi menakut-nakuti orang,” katanya.
MUI berpesan kepada semua umat agar tetap menjaga kondusifitas khususnya di Cianjur agar senantiasa bisa hidup rukun berdampingan baik yang se-agama maupun yang berbeda agama.
“Hidup rukun itu akan lebih indah dan kita juga harus bisa hidup berdampingan sesama umat beragama,” ucapnya.
Kasat Binmas Polres Cianjur Ahmad Suprijatna mengatakan, acara diskusi ini adalah lebih kepada untuk tatap muka antara semua elemen masyarakat yang telah disiapkan dan membahas diskusi tentang radikalisme dan terorisme yang berkembang di kalangan masyarakat banyak.
“Ini adalah salah satu tugas kepolisian bagaimana kita merumuskan dan bagaimana kita diajak mengerti ke masyarakat, supaya ke depannya masyarakat memahami dan tidak sembarangan informasi yang diangap benar oleh mereka tapi tidak punya dasar,” kata dia.
Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman mengimbau seluruh warga Cianjur untuk ikut serta menjaga keamanan dan kenyamanan di wilayahnya masing-masing serta menolak paham radikalisme, terorisme dan hoax.
“Untuk peristiwa kemarin itu sebenarnya pelaku bukan di Cianjur, melainkan melintas ke Cianjur. Tapi penangkapan terduga teroris beberapa waktu lalu, harus menjadi motivasi warga untuk memperkuat kekompakan sebagai kunci untuk memerangi terorisme dan radikalisme,” katanya kepada wartawan, kemarin (14/5).
Warga dan alim ulama harus bersatu untuk memerangi potensi tersebut, melalui Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, ungkap dia, dilakukan berbagai cara yang melibatkan kepolisian, TNI, hingga alim ulama.
Selama ini, tambah dia, Cianjur sempat disebut sebagai basis atau tempat persembunyian pelaku terorisme. Sehingga pihaknya menilai perlu diperdalam nilai keagamaan sesuai dengan pedoman Al Quran dan Sunah.